Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi wanita memasang sabuk pengaman (freepik.com/aleksandarlittlewolf)
Ilustrasi wanita memasang sabuk pengaman (freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Intinya sih...

  • Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, bukan hanya di kecepatan tinggi

  • Sabuk pengaman bukan hanya soal keselamatan pribadi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pengemudi mobil di Indonesia masih beranggapan memakai sabuk pengaman hanya penting saat berkendara cepat di jalan tol atau saat menempuh perjalanan jauh. Ketika melaju pelan, misalnya di dalam kota atau saat terjebak macet, sabuk pengaman sering dianggap tidak perlu.

Padahal, anggapan ini keliru dan bisa sangat berbahaya. Memakai sabuk pengaman tetap wajib, bahkan saat mobil tidak bisa bergerak karena terjebak kemacetan panjang. Kenapa bisa begitu, ya?

1. Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, bukan hanya di kecepatan tinggi

ilustrasi kecelakaan (pexels.com/gustavoring)

Banyak orang merasa aman saat menyetir pelan di lingkungan perumahan atau jalan kota. Namun faktanya, kecelakaan juga sering terjadi di kecepatan rendah. Misalnya, ketika kendaraan tiba-tiba ditabrak dari belakang, atau saat menghindari anak kecil yang menyebrang tiba-tiba. Dalam situasi seperti itu, tubuh pengemudi atau penumpang bisa tetap terpental ke dashboard atau kaca depan jika tidak memakai sabuk pengaman.

Kecepatan hanya 20 km/jam mungkin terdengar lambat, tapi jika tubuh menghantam bagian keras mobil tanpa pelindung, dampaknya bisa serius. Sabuk pengaman dirancang untuk menahan tubuh agar tidak bergerak liar dalam kabin saat terjadi benturan, tak peduli seberapa kecil kecepatannya.

2. Sabuk pengaman bukan hanya soal keselamatan pribadi

Ilustrasi wanita memasang sabuk pengaman pada anak (freepik.com/freepik)

Menggunakan sabuk pengaman juga berkaitan dengan keselamatan penumpang lain. Pengemudi yang tidak memakai sabuk bisa kehilangan kendali lebih mudah saat terjadi guncangan mendadak. Jika itu terjadi, kendaraan bisa menabrak kendaraan lain, trotoar, atau bahkan pejalan kaki. Artinya, kelalaian kecil bisa berujung pada kecelakaan yang melibatkan banyak pihak.

Selain itu, sabuk pengaman membantu pengemudi tetap dalam posisi duduk yang stabil dan ergonomis, terutama saat harus melakukan manuver mendadak. Dengan postur yang baik, reaksi pun lebih cepat dan keputusan lebih terkontrol.

3. Aturan tetap berlaku di semua kondisi

ilustrasi sabuk pengaman (pexels.com/Luke Miller)

Di Indonesia, penggunaan sabuk pengaman diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pada Pasal 106 ayat 6, disebutkan bahwa pengemudi dan penumpang di kursi depan wajib menggunakan sabuk pengaman saat kendaraan sedang berjalan. Tidak disebutkan kecepatan sebagai pengecualian—artinya, meski mobil melaju pelan, kewajiban ini tetap berlaku.

Petugas lalu lintas pun bisa memberikan sanksi tilang jika mendapati pengemudi tidak memakai sabuk pengaman, bahkan di jalan dalam kota. Jadi selain menyangkut keselamatan, hal ini juga menyangkut kepatuhan hukum.

Memakai sabuk pengaman adalah kebiasaan kecil yang berdampak besar. Ia tidak membutuhkan waktu lama, tidak merepotkan, dan bisa menyelamatkan nyawa. Jadi, jangan tunggu ngebut dulu baru mengklik sabuk. Bahkan saat mobil melaju pelan atau baru keluar dari garasi, sabuk pengaman tetap harus terpasang dengan benar—karena kecelakaan tidak pernah pilih-pilih kecepatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team