Kenapa si Kecil Busi Bisa Jadi Masalah Besar Kalau Diabaikan?

- Gejala kecil yang sering diabaikanAwalnya mungkin cuma terasa sedikit. Motor jadi agak susah dinyalakan di pagi hari. Tarikan gas gak seenak biasanya. Tiba-tiba mesin brebet waktu ngebut.
- Efek domino dari busi yang dibiarkanBusi yang udah gak optimal bisa menyebabkan mesin bekerja lebih berat. Akibatnya, beban ke komponen lain meningkat. Mesin bisa cepat panas, piston bekerja lebih keras, dan lama-lama bisa merusak bagian dalam ruang bakar.
- Kapan sebaiknya ganti busi?Idealnya, busi diganti setiap 8.000–10.000 km untuk motor harian. Tapi kalau kamu sering lewat macet, j
Kalau bicara soal perawatan motor, biasanya yang pertama terpikir adalah oli, rem, atau ban. Tapi ada satu komponen kecil, bentuknya gak seberapa, tapi punya peran vital yang sering dilupakan: busi. Ya, busi itu kecil karena ukurannya hanya sebesar jari kelingking.
Tapi coba saja kamu abaikan fungsinya, motor bisa langsung berubah dari lincah jadi lemas kayak habis nonton drama sedih. Sebab peran busi itu vital dalam sistem pembakaran di dalam mesin. Yuk, kita bahas kenapa busi sekecil itu bisa bikin masalah besar kalau gak diganti tepat waktu.
1. Gejala kecil yang sering diabaikan

Awalnya mungkin cuma terasa sedikit. Motor jadi agak susah dinyalakan di pagi hari. Tarikan gas gak seenak biasanya. Tiba-tiba mesin brebet waktu ngebut. Nah, banyak orang salah kira: dikira masalah di karburator, injektor, atau malah bensinnya. Padahal, sering kali masalahnya cuma di busi yang udah aus atau kotor.
Busi yang udah dipakai terlalu lama akan mengalami penurunan fungsi dalam memercikkan api. Kalau percikan apinya lemah atau gak stabil, pembakaran di mesin juga jadi nggak sempurna. Dan ini bukan cuma bikin motor kamu lemot, tapi juga bisa bikin boros bahan bakar!
2. Efek domino dari busi yang dibiarkan
Busi yang udah gak optimal bisa menyebabkan mesin bekerja lebih berat. Akibatnya, beban ke komponen lain meningkat. Mesin bisa cepat panas, piston bekerja lebih keras, dan lama-lama bisa merusak bagian dalam ruang bakar. Belum lagi efeknya ke emisi gas buang—bisa makin tinggi dan bikin motor gak lulus uji emisi.
Kalau dibiarkan terus, kamu mungkin harus siap keluar duit lebih untuk servis besar. Padahal, harga busi itu gak sampai seharga dua gelas kopi susu kekinian. Jadi sebenarnya, mencegah itu jauh lebih murah daripada memperbaiki.
3. Kapan sebaiknya ganti busi?

Idealnya, busi diganti setiap 8.000–10.000 km untuk motor harian. Tapi kalau kamu sering lewat macet, jalan naik turun, atau suka ngebut, sebaiknya dicek lebih sering. Kadang busi terlihat masih bagus dari luar, tapi performanya udah menurun. Jadi jangan cuma tunggu sampai motor rewel.
Kalau kamu pakai motor matic, busi juga bisa kena imbas dari panasnya ruang CVT. Makanya, jangan abaikan servis rutin yang termasuk pengecekan busi. Nggak butuh waktu lama, tapi manfaatnya besar banget.
So, busi memang kecil, tapi perannya besar. Mengabaikannya bisa bikin motor jadi boros, susah nyala, sampai akhirnya harus ke bengkel dengan dompet mengeluh. Jadi daripada repot dan keluar biaya besar karena hal kecil, lebih baik rawat si busi dari sekarang.