Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Fiat di Kuba, Bertahan di Tengah Keterbatasan Suku Cadang

Screen Shot 2025-09-18 at 1.47.57 PM.png
ilustrasi mobil Fiat (unsplash.com/Maria Hossmar)
Intinya sih...
  • Fiat masuk ke Havana di era CastroPemerintah Kuba memperkuat sektor transportasi dengan ribuan unit Fiat 124 dan Fiat 125 dari Italia untuk layanan publik dan kebutuhan rakyat.
  • Embargo dan krisis devisaEmbargo AS sulitkan impor suku cadang, sementara krisis devisa membuat pembayaran ke Fiat terhambat, memaksa mobil Fiat bertahan puluhan tahun.
  • Warisan otomotif yang masih hidupFiat klasik masih berjalan di jalanan Kuba, menjadi daya tarik wisata ikonik dan simbol daya tahan serta kreativitas rakyat Kuba.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kuba dikenal sebagai salah satu negara dengan lanskap otomotif paling unik di dunia. Jika di banyak negara mobil tua cepat tergantikan dengan model baru, di Havana kamu justru akan melihat mobil klasik dari berbagai era masih melintas di jalanan. Jalanan kota terasa seperti mesin waktu, di mana kendaraan dari dekade 1950-an hingga 1970-an tetap hidup dan berfungsi.

Salah satu kisah menarik datang dari ribuan unit Fiat buatan Italia yang dikirim ke Kuba pada 1970-an. Mobil ini menjadi bagian dari sejarah transportasi Kuba sekaligus bukti kreativitas rakyatnya menghadapi embargo dan krisis ekonomi yang panjang.

Fenomena Fiat di Kuba tidak hanya soal keberadaan mobil lama, tapi juga soal ketahanan budaya otomotif. Di tengah keterbatasan, masyarakat mampu mempertahankan kendaraan mereka agar terus berjalan. Fiat 124 dan Fiat 125 yang seharusnya sudah lama pensiun di negara asalnya, justru menjadi saksi sejarah perjalanan Kuba dari masa revolusi hingga era modern. Kisah ini memperlihatkan bagaimana otomotif tidak bisa dipisahkan dari konteks politik dan sosial sebuah negara.

1. Fiat masuk ke Havana di era Castro

Screen Shot 2025-09-18 at 1.47.00 PM.png
ilustrasi mobil Fiat (unsplash.com/Julien Chatelain)

Pada awal 1970-an, pemerintah Kuba di bawah Fidel Castro sedang berupaya memperkuat sektor transportasi setelah revolusi 1959. Saat itu, Kuba memiliki hubungan dagang cukup erat dengan negara-negara Eropa, terutama Italia. Fiat, sebagai produsen mobil terkemuka, melihat peluang besar dan mengirimkan ribuan unit, khususnya Fiat 124 dan Fiat 125, ke Havana dan kota-kota lain.

Mobil-mobil ini tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan pejabat, tetapi juga digunakan untuk memperluas layanan transportasi publik dan kebutuhan sehari-hari rakyat Kuba. Fiat dikenal sebagai mobil yang relatif terjangkau, tangguh, dan mudah diperbaiki. Dengan desain sederhana namun fungsional, kendaraan ini dianggap cocok untuk kondisi jalan di Kuba sekaligus realitas ekonomi rakyatnya.

2. Embargo dan krisis devisa

Screen Shot 2025-09-18 at 1.45.58 PM.png
ilustrasi mobil Fiat (Unsplash.com/Ümit Yıldırım)

Namun perjalanan Fiat di Kuba tidak semulus yang dibayangkan. Embargo ekonomi Amerika Serikat yang berlaku sejak awal 1960-an membuat Kuba kesulitan mengakses pasar global. Hal ini berimbas pada impor suku cadang dan kebutuhan perawatan. Ditambah lagi, krisis devisa yang melanda negara itu membuat pembayaran ke pihak Fiat tidak berjalan lancar. Meski unit-unit mobil sudah dikirim, arus transaksi tidak selalu sesuai jadwal. Dalam beberapa kasus, sistem barter atau penundaan pembayaran dilakukan agar impor tetap bisa berlangsung.

Kondisi ini melahirkan fenomena unik. Mobil Fiat yang di banyak negara hanya bertahan 10–15 tahun, di Kuba justru dipaksa hidup hingga puluhan tahun. Suku cadang asli makin langka, sehingga para mekanik lokal harus berinovasi. Tidak jarang mesin dari mobil Soviet seperti Lada atau Moskvitch dipasang ke bodi Fiat. Komponen kecil diganti dengan rakitan buatan tangan, mulai dari karet, kabel, hingga karburator. Kreativitas ini membuat Fiat tetap berjalan meski secara teknis sudah melewati usia layak pakai.

3. Warisan otomotif yang masih hidup

Screen Shot 2025-09-18 at 1.44.28 PM.png
ilustrasi mobil Fiat (unsplash.com/Jakub Puchalski)

Hingga hari ini, Fiat klasik masih bisa ditemui di jalanan Kuba berdampingan dengan Chevrolet 1950-an dan Lada buatan Rusia. Bagi turis, mobil-mobil tua ini justru menjadi daya tarik wisata yang ikonik. Banyak pengunjung asing yang terpesona melihat bagaimana kendaraan klasik tetap digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Kota Havana seolah menjadi “museum hidup” di jalanan terbuka, di mana sejarah otomotif berpadu dengan kehidupan masyarakat modern.

Bagi rakyat Kuba sendiri, Fiat adalah simbol daya tahan dan kreativitas. Mobil-mobil itu bukan sekadar sarana transportasi, tetapi juga bukti kemampuan sebuah bangsa menghadapi isolasi global dengan mengandalkan keuletan. Fiat 124 dan 125 yang dulu masuk ke Havana kini menjadi representasi bagaimana politik internasional, embargo, dan inovasi rakyat bisa membentuk wajah otomotif sebuah negara.

Kisah Fiat di Kuba menunjukkan bahwa mobil bisa lebih dari sekadar alat transportasi. Ia bisa menjadi cermin kondisi politik, ekonomi, dan sosial suatu bangsa. Fiat yang bertahan puluhan tahun di jalanan Havana adalah warisan budaya sekaligus pengingat tentang daya tahan rakyat Kuba menghadapi keterbatasan. Dalam setiap deru mesin tua yang masih hidup, tersimpan cerita panjang perjuangan sebuah negara yang menolak berhenti meski dunia seakan menutup pintu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Kisah Fiat di Kuba, Bertahan di Tengah Keterbatasan Suku Cadang

19 Sep 2025, 07:04 WIBAutomotive