Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi aki rusak (freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Intinya sih...

  • Aki mobil, jantung kelistrikan yang gampang tekor

  • Ban mobil, tekanan turun dan bentuk jadi tidak simetris

  • Rem mobil, kampas dan cakram rawan karatan

Mobil yang jarang dipakai bukan berarti kondisinya selalu prima. Justru sebaliknya, kendaraan yang terlalu lama diam bisa mengalami berbagai kerusakan tersembunyi. Banyak pemilik mobil berpikir bahwa tidak menggunakannya bisa menghemat biaya perawatan. Padahal, beberapa komponen penting dalam mobil justru butuh pergerakan rutin agar gak cepat aus atau rusak.

Fenomena ini sering terjadi pada mobil yang hanya digunakan seminggu sekali atau bahkan lebih jarang. Komponen seperti aki, ban, dan sistem rem sangat rentan jika kendaraan dibiarkan dalam waktu lama tanpa pemanasan atau pergerakan. Efeknya baru terasa saat mobil kembali digunakan, dan biasanya akan muncul gangguan yang memerlukan biaya perbaikan lebih besar. Untuk menghindari hal tersebut, kenali komponen apa saja yang gampang rusak kalau mobil terlalu lama parkir.

1. Aki mobil, jantung kelistrikan yang gampang tekor

ilustrasi aki mobil (vecteezy.com/wattanaphob kappago)

Aki adalah komponen utama dalam sistem kelistrikan mobil. Jika kendaraan jarang digunakan, aki gak akan mendapatkan suplai pengisian dari alternator. Dalam kondisi seperti itu, tegangan aki akan terus menurun seiring waktu, apalagi kalau masih tersambung dengan sistem alarm atau head unit yang tetap aktif. Akibatnya, mobil bisa sulit dinyalakan karena aki kehabisan daya.

Kerusakan pada aki yang terlalu lama nganggur biasanya disebabkan oleh sulfatasi, yaitu terbentuknya kristal timbal sulfat pada pelat aki. Hal ini membuat daya simpan listrik berkurang drastis dan bisa menyebabkan aki mati total. Aki yang sudah rusak karena alasan ini biasanya gak bisa diselamatkan dan harus diganti. Solusinya, mobil sebaiknya dipanaskan secara berkala minimal 2-3 kali seminggu agar aki tetap terjaga.

2. Ban mobil, tekanan turun dan bentuk jadi gak simetris

ilustrasi ban mobil (unsplash.com/Mason Jones)

Ban mobil yang terlalu lama diam di satu posisi berpotensi mengalami deformasi. Tekanan udara di dalam ban akan perlahan berkurang meskipun gak ada kebocoran. Ketika ban terlalu lama menopang beban mobil di titik yang sama, bagian bawah ban bisa menjadi gepeng atau flat spot. Akibatnya, ketika mobil dijalankan kembali, laju kendaraan terasa gak mulus bahkan bisa terasa seperti bergelombang.

Kerusakan semacam ini bisa merusak struktur karet ban dan mengurangi daya cengkeramnya. Kalau terus dipaksakan, risiko ban pecah saat kecepatan tinggi bisa meningkat. Ban juga rentan retak kalau kendaraan diparkir terlalu lama di area panas atau terkena sinar matahari langsung. Supaya ban tetap awet, mobil sebaiknya digerakkan maju-mundur secara rutin atau dinaikkan menggunakan dongkrak.

3. Rem mobil, kampas dan cakram rawan karatan

ilustrasi kampas rem mobil (vecteezy.com/pongvit ayasanon)

Sistem rem mobil, terutama rem cakram, sangat rentan terhadap karat saat mobil jarang digunakan. Kelembapan udara bisa menyebabkan permukaan cakram berkarat, terutama jika mobil diparkir di tempat terbuka atau lembap. Karat pada cakram akan membuat pengereman terasa gak mulus dan bisa menimbulkan bunyi berdecit saat rem diinjak. Selain itu, kampas rem yang menempel terlalu lama juga bisa mengeras atau melekat ke cakram.

Jika kondisi ini dibiarkan, kemampuan pengereman akan menurun drastis dan bisa membahayakan keselamatan saat mobil digunakan. Dalam beberapa kasus, kampas rem yang rusak harus diganti bersamaan dengan cakramnya karena permukaannya sudah tergores parah. Rem yang gak terawat juga bisa menyebabkan pedal rem terasa dalam atau justru keras saat ditekan. Rajin menggerakkan mobil dan melakukan pengecekan berkala bisa memperpanjang usia sistem rem.

4. Cairan dan pelumas, bisa mengendap dan kehilangan fungsi

ilustrasi membuka tutup radiator (vecteezy.com/Apicha Thumvisead)

Mobil mengandalkan berbagai jenis cairan seperti oli mesin, minyak rem, cairan radiator, hingga transmisi. Kalau mobil dibiarkan dalam waktu lama tanpa pemanasan, cairan-cairan ini bisa mengendap dan kehilangan sifat pelumas atau pendinginnya. Oli mesin, misalnya, bisa berubah menjadi kental dan kurang mampu melindungi komponen mesin dari gesekan. Akibatnya, saat mobil dinyalakan kembali, bagian dalam mesin bisa cepat aus.

Selain itu, cairan radiator yang terlalu lama diam bisa tercampur dengan udara dan membentuk kerak yang mengganggu aliran pendingin. Minyak rem juga bisa menyerap uap air dari udara sekitar, menyebabkan sistem pengereman jadi gak optimal. Untuk menjaga kualitas cairan dalam mobil, penting untuk menjalankan mesin secara berkala dan memeriksa volume serta kebersihannya secara rutin. Jangan tunggu sampai mobil terasa gak nyaman baru mengecek pelumas.

5. Karet-karet dan seal mengering dan jadi rapuh

ilustrasi karet-karet mobil (vecteezy.com/Warut Wetsanarat)

Komponen berbahan karet seperti seal pintu, wiper, hingga mounting mesin rentan rusak kalau mobil jarang dipakai. Karet-karet ini butuh kelembapan dan gerakan rutin agar tetap lentur. Ketika mobil dibiarkan diam terlalu lama, suhu dan cuaca bisa menyebabkan karet mengering dan mengeras. Akibatnya, fungsinya sebagai peredam suara, getaran, dan kedap air jadi terganggu.

Seal pada sistem mesin atau transmisi juga bisa menyusut dan bocor kalau terlalu lama gak aktif. Kebocoran ini bisa menimbulkan masalah lanjutan, seperti oli rembes ke komponen lain atau air hujan masuk ke kabin. Untuk mencegah kerusakan karet, sesekali mobil sebaiknya dicuci, digerakkan, dan disimpan di tempat teduh. Pemilik juga bisa mengoleskan pelumas khusus pada karet agar tetap lembap dan awet.

Menjaga mobil agar tetap prima meskipun jarang digunakan memang memerlukan perhatian ekstra. Gak cukup hanya membersihkan bagian luar, bagian dalam dan teknis mobil juga perlu dipantau. Mobil yang terawat akan siap digunakan kapan saja tanpa gangguan. Lebih baik mencegah daripada menunggu rusak dan harus mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian