Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mobil Mengeluarkan Bau Aneh Saat Mesin Nyala, Waspadai 4 Hal Ini

illustrasi mengecek mobil (freepik.com/freepik)
illustrasi mengecek mobil (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Rem terlalu panas atau aus dapat menyebabkan bau seperti logam terbakar, mengurangi kemampuan rem dan membahayakan keselamatan.
  • Kebocoran cairan transmisi atau oli mesin bisa menimbulkan bau tajam, merusak sistem pembakaran, dan menurunkan efisiensi pelumasan.
  • Korsleting kabel listrik mengeluarkan bau plastik terbakar, berpotensi memicu kebakaran, dan merusak komponen elektronik mobil.

Mobil yang mengeluarkan aroma tak wajar saat mesin dinyalakan seharusnya tidak dianggap sepele. Bau yang tercium bisa menjadi pertanda adanya gangguan teknis atau kerusakan pada komponen tertentu. Sering kali, bau tersebut muncul karena reaksi kimia, kebocoran, atau gesekan material yang seharusnya tidak terjadi. Bila dibiarkan terlalu lama, kondisi ini berisiko memperburuk performa kendaraan dan membahayakan keselamatan.

Mengidentifikasi sumber bau sejak awal bisa membantu mencegah kerusakan lebih parah. Beberapa aroma bahkan bisa menjadi indikator spesifik dari masalah tertentu, mulai dari rem yang aus hingga kabel yang terbakar. Dengan mengetahui penyebab bau secara tepat, pemilik kendaraan bisa mengambil langkah pencegahan lebih dini. Berikut beberapa kemungkinan penyebab bau aneh yang muncul saat mesin mobil dinyalakan.

1. Rem terlalu panas atau aus

illustrasi mobil (pexels.com/Patrick)
illustrasi mobil (pexels.com/Patrick)

Salah satu aroma yang paling sering tercium dari mobil adalah bau seperti logam terbakar atau bau hangus. Ini biasanya berasal dari sistem pengereman yang terlalu panas karena pemakaian ekstrem atau kampas rem yang sudah aus. Saat rem dipaksa bekerja lebih keras dari biasanya, gesekan yang terjadi akan menghasilkan panas berlebih yang menimbulkan bau. Jika aroma ini muncul sesaat setelah mobil dikemudikan di jalan menurun atau macet panjang, besar kemungkinan penyebabnya berasal dari rem.

Selain itu, kampas rem yang sudah menipis akan terus bergesekan dengan cakram secara tidak normal. Hal ini tidak hanya menimbulkan bau menyengat, tapi juga bisa mengurangi kemampuan rem untuk bekerja optimal. Akibatnya, jarak pengereman bisa menjadi lebih panjang dan membahayakan di situasi darurat. Rem yang terlalu panas pun dapat menyebabkan komponen lain di sekitarnya mengalami deformasi atau kerusakan lanjutan.

2. Kebocoran cairan transmisi atau oli mesin

ilustrasi mengecek oli kendaraan (freepik.com/Drazen Zigic)
ilustrasi mengecek oli kendaraan (freepik.com/Drazen Zigic)

Aroma tajam seperti minyak terbakar juga bisa muncul jika terdapat kebocoran oli atau cairan transmisi. Saat cairan tersebut menetes ke bagian mesin yang panas, bau terbakar akan langsung menyeruak. Kondisi ini bisa dipicu oleh gasket yang sudah getas, baut penutup yang longgar, atau bahkan kerusakan pada seal mesin. Apabila terus dibiarkan, kebocoran semacam ini akan menurunkan efisiensi pelumasan dan berpotensi menyebabkan overheat.

Lebih parah lagi, oli yang terbakar di bagian mesin bisa menimbulkan kerak atau residu yang merusak sistem pembakaran. Bau tersebut juga cenderung tidak hilang walaupun mobil dalam keadaan mati, karena sisa-sisa oli masih menempel di permukaan logam panas. Pengecekan berkala terhadap volume oli dan kondisi ruang mesin sangat disarankan untuk menghindari masalah ini. Jika terdeteksi lebih awal, kebocoran bisa ditangani dengan biaya yang jauh lebih ringan.

3. Korsleting kabel listrik

illustrasi servis mobil (pexels.com/Sergey Meshkov)
illustrasi servis mobil (pexels.com/Sergey Meshkov)

Bau plastik terbakar adalah tanda umum dari korsleting pada sistem kelistrikan mobil. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa memicu kebakaran jika dibiarkan terlalu lama. Biasanya, korsleting terjadi karena kabel yang terkelupas, konektor longgar, atau beban listrik berlebih. Saat terjadi lonjakan arus, isolator kabel akan meleleh dan mengeluarkan bau khas yang sangat menyengat.

Selain aroma yang tidak sedap, korsleting juga bisa menyebabkan gangguan pada komponen elektronik mobil seperti lampu, audio, atau sistem ECU. Bila dibiarkan, efek jangka panjangnya bisa merusak rangkaian kontrol utama kendaraan. Oleh karena itu, bila muncul bau aneh yang mirip plastik terbakar, segera matikan mesin dan periksa sistem kelistrikan. Lebih baik mengganti kabel yang rusak sekarang daripada menyesal di kemudian hari.

4. Masalah pada sistem knalpot

illustrasi knalpot mobil (pexels.com/Khunkorn Laowisit)
illustrasi knalpot mobil (pexels.com/Khunkorn Laowisit)

Bau gas atau aroma menyengat seperti telur busuk sering kali menunjukkan masalah pada sistem knalpot, khususnya catalytic converter. Komponen ini bertugas mengubah gas buang beracun menjadi gas yang lebih ramah lingkungan. Bila catalytic converter rusak atau tersumbat, maka sisa pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan bau tidak enak. Dalam banyak kasus, bau ini bisa sangat kuat saat mesin baru dinyalakan atau ketika mobil berhenti dalam waktu lama.

Selain aroma tak wajar, kerusakan pada sistem knalpot juga bisa mempengaruhi performa mesin. Gas buang yang tidak terbuang dengan baik akan menurunkan tekanan di ruang bakar, sehingga mobil terasa lebih berat saat dikendarai. Jika dibiarkan, bukan hanya bau yang akan mengganggu, tapi konsumsi bahan bakar juga menjadi lebih boros. Maka dari itu, periksa sistem pembuangan secara berkala agar tetap dalam kondisi optimal.

Mendeteksi bau aneh saat mesin mobil menyala memang perlu kepekaan dan perhatian lebih. Setiap aroma memiliki makna teknis yang berbeda dan bisa menjadi petunjuk awal kerusakan serius. Lebih cepat diketahui, maka semakin kecil risiko kerusakan besar yang bisa terjadi. Jangan menunggu hingga bau berubah menjadi masalah nyata di jalan raya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us