Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Mobil Listrik (https://pixabay.com/id/illustrations/kecerdasan-buatan-keganjilan-7768524/)
Ilustrasi Mobil Listrik (https://pixabay.com/id/illustrations/kecerdasan-buatan-keganjilan-7768524/)

Intinya sih...

  • Konsumsi energi dan jarak tempuhMobil listrik murni menggunakan baterai sebagai sumber tenaga dengan efisiensi tinggi, namun tergantung pada kapasitas baterai dan ketersediaan charging station. PHEV bisa berjalan dengan motor listrik untuk jarak tertentu sebelum mesin bensin menyala.

  • Biaya operasionalEV unggul dalam biaya energi per kilometer karena mengandalkan listrik yang lebih murah dibanding bensin. Pengisian di rumah pada malam hari biasanya menjadi pilihan hemat. PHEV memang bisa di-charge dan digunakan layaknya EV untuk jarak dekat, tetapi jika sering digunakan tanpa charging, efisiensinya turun drastis karena mesin bensin akan lebih sering bekerja.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mobil ramah lingkungan kini semakin populer di Indonesia, dengan pilihan utama berupa mobil listrik murni (EV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Keduanya menawarkan penghematan bahan bakar dan emisi lebih rendah dibanding mobil konvensional, namun efisiensinya bisa berbeda tergantung cara penggunaan. Memahami perbandingan ini akan membantu kamu memilih teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan.

Bayangkan kamu tinggal di kota besar dengan jarak tempuh harian sekitar 30 km. Mobil listrik murni bisa menempuhnya tanpa setetes bensin pun, sementara PHEV menggabungkan tenaga listrik dan mesin bensin. Pertanyaannya, mana yang sebenarnya lebih efisien dalam penggunaan energi dan biaya operasional?

1. Konsumsi energi dan jarak tempuh

ilustrasi mobil listrik (pexels.com/Philippe WEICKMANN)

Mobil listrik murni menggunakan baterai sebagai satu-satunya sumber tenaga. Efisiensinya tinggi karena motor listrik mengubah hampir seluruh energi menjadi tenaga gerak. Namun, jarak tempuhnya tergantung kapasitas baterai dan ketersediaan charging station.

Sementara PHEV bisa berjalan dengan motor listrik untuk jarak tertentu, biasanya 40–80 km, sebelum mesin bensin menyala. Untuk perjalanan harian pendek, PHEV bisa sangat efisien, tetapi untuk perjalanan jauh, konsumsi bensinnya akan bertambah.

2. Biaya operasional

Ilustrasi uang kertas dan kalkulator di atas meja (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)

EV unggul dalam biaya energi per kilometer karena mengandalkan listrik yang lebih murah dibanding bensin. Pengisian di rumah pada malam hari biasanya menjadi pilihan hemat. PHEV memang bisa di-charge dan digunakan layaknya EV untuk jarak dekat, tetapi jika sering digunakan tanpa charging, efisiensinya turun drastis karena mesin bensin akan lebih sering bekerja.

3. Infrastruktur dan fleksibilitas

Mobil Listrik/Unsplash.com

PHEV lebih fleksibel untuk perjalanan jarak jauh karena bisa mengisi bensin kapan saja, tanpa bergantung pada ketersediaan stasiun pengisian listrik. Mobil listrik murni memerlukan infrastruktur charging yang memadai, terutama fast charging di perjalanan jauh. Jika kamu tinggal di daerah dengan sedikit SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), PHEV mungkin lebih praktis.

Kesimpulannya, mobil listrik murni adalah pilihan paling efisien untuk penggunaan harian di perkotaan dengan akses charging yang mudah, sementara PHEV menawarkan kompromi ideal bagi yang menginginkan efisiensi sekaligus fleksibilitas perjalanan jauh. Efisiensi terbaik tetap bergantung pada kebiasaan berkendara dan fasilitas yang kamu miliki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team