Nissan sedang menghadapi persoalan finansial. Perusahaan asal Jepang ini mengalami tekanan berat dari berbagai sisi, mulai dari persaingan ketat hingga ketidakpastian arah strategis. Pada laporan keuangan tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, Nissan mengumumkan kerugian bersih sebesar 670,9 miliar yen atau sekitar 4,5 miliar dolar AS. Ini menjadi kerugian terbesar dalam sejarah perusahaan.
Nissan kemudian merencanakan restrukturisasi besar-besaran. Sekitar 20 ribu karyawan atau setara 15 persen dari total tenaga kerja globalnya akan diberhentikan. Tak hanya itu, perusahaan juga akan memangkas jumlah pabrik dari 17 menjadi 10 pada tahun 2027.
Apa yang membuat raksasa otomotif asal Jepang ini dilanda krisis yang sedemikian rumit?