Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penjualan Mobil Nasional Anjlok, Terendah Sepanjang Tahun

Pameran mobil GIIAS (GAIKINDO)
Intinya sih...
  • Penjualan mobil April 2025 turun drastis menjadi 57.031 unit ritel dan 51.205 unit whole sales, mencerminkan kondisi ekonomi yang sulit.
  • Masyarakat lebih memilih menahan diri untuk membeli mobil baru karena ketidakpastian ekonomi, naiknya biaya hidup, dan suku bunga kredit yang tinggi.
  • Pabrikan optimistis pasar akan bergairah kembali dengan promo Lebaran, diskon besar-besaran, peluncuran model baru, dan pengembangan kendaraan ramah lingkungan.

Penjualan mobil di Indonesia tengah mengalami masa-masa sulit pada April 2025. Sebab, berdasarkan data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka penjualan ritel bulan April tercatat hanya 57.031 unit. Ini merupakan capaian terendah sepanjang tahun ini, turun drastis dibandingkan bulan Maret yang sempat mencatatkan angka 76.582 unit.

Tak hanya dari sisi ritel, penjualan whole sales atau pengiriman dari pabrik ke dealer juga terjun bebas ke angka 51.205 unit, turun cukup signifikan dari bulan sebelumnya yang berada di angka 70.895 unit. Penurunan ini tentu menjadi perhatian banyak pihak, terutama di tengah harapan industri otomotif yang ingin bangkit lebih cepat pasca berbagai tekanan ekonomi global.

1. Penyebab anjoknya penjualan

Kantor Nissan (nissan-global.com)

Penurunan penjualan mobil ini mencerminkan kondisi di lapangan yang memang sedang tidak mudah. Banyak calon pembeli yang memilih menahan diri untuk tidak membeli mobil baru. Alasan utamanya tentu saja karena ketidakpastian ekonomi, ditambah dengan naiknya biaya hidup dan suku bunga kredit yang masih tinggi.

Bagi sebagian masyarakat, memiliki mobil baru bukan lagi menjadi prioritas utama. Banyak yang lebih memilih bertahan dengan kendaraan yang ada, atau justru beralih ke pasar mobil bekas yang lebih ramah kantong. Gaikindo bahkan memprediksi bahwa penjualan mobil bekas bisa mencapai 1 juta unit tahun ini, menandakan ada pergeseran minat dari mobil baru ke mobil seken.

2. Brand China menekan pabrikan Jepang

ilustrasi BYD Dolphin (byd.com)

10 besar pabrikan dengan penjualan tertinggi masih didominasi merek-merek asal Jepang. Toyota tetap berada di puncak dengan 18.619 unit untuk ritel dan 16.077 unit untuk whole sales. Diikuti oleh Daihatsu, Honda, dan Mitsubishi yang tetap konsisten mempertahankan posisi di tengah penurunan pasar.

Namun, yang cukup menarik adalah kehadiran BYD, merek asal Tiongkok yang berhasil masuk ke dalam 10 besar dengan penjualan 3.496 unit. Ini menandakan bahwa merek baru mulai mendapat tempat di hati konsumen Indonesia, khususnya yang mulai melirik kendaraan listrik atau mobil dengan harga lebih kompetitif.

3. Optimistis pasar mobil kembali bergairah

Booth Daihatsu di GIIAS 2024 (PT Astra Daihatsu Motor)

Meski angka penjualan turun, pelaku industri otomotif masih optimistis pasar akan kembali bergairah di bulan-bulan mendatang. Beberapa pabrikan tengah menyiapkan promo Lebaran, diskon besar-besaran, hingga peluncuran model baru untuk menarik minat konsumen.

Di sisi lain, Gaikindo mendorong pemerintah untuk lebih fokus pada pengembangan ekosistem kendaraan ramah lingkungan seperti biofuel dan EV. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menarik investasi baru dan membuka peluang pertumbuhan di sektor otomotif.

April memang jadi bulan yang berat bagi industri otomotif, tapi bukan berarti semuanya suram. Dengan strategi yang tepat dan dukungan regulasi yang pas, bukan tidak mungkin pasar mobil di Indonesia bisa bangkit kembali, bahkan melampaui capaian tahun sebelumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us