Masjid Agung An Nur di Pekanbaru (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)
Masjid Agung An Nur berdiri megah di pusat kota Pekanbaru. Dengan dominasi warna hijau, Masjid Agung An Nur dapat terlihat, bahkan dari kejauhan sekalipun.
Matahari sedang terik-teriknya ketika kami tiba di masjid tersebut. Beruntung Masjid Agung An Nur memiliki area halaman cukup besar dengan banyak pohon besar sehingga bisa menjadi tempat kami berteduh.
Masjid Agung An Nur sendiri merupakan satu dari sekian banyak masjid di Indonesia yang punya arsitektur unik. Masjid ini memiliki bangunan yang menggabungkan budaya Melayu, India, dan Arab.
Sekilas, Masjid Agung An Nur bahkan terlihat laiknya Taj Mahal di India. Gak heran jika kemudian publik Pekanbaru menjuluki masjid ini sebagai Taj Mahal-nya Riau.
Di area halaman Masjid Agung An Nur, terdapat sejumlah payung-payung besar yang bisa dibuka dan ditutup seperti halnya di Masjidil Haram. Menurut penuturan petugas keamanan di sana, payung-payung itu baru saja dipasang oleh Pemprov Riau beberapa waktu belakangan.
Namun, sayangnya ketika Tim Jalan Pulang berkunjung ke sana, payung-payung tersebut dalam maintenance, sehingga tidak bisa dibuka. Kendati demikian, hal itu tidak mengurangi kekaguman kami terhadap Masjid Agung An Nur.
Dari Masjid Agung An Nur, Tim Jalan Pulang bertolak ke tempat wisata Pekanbaru lainnya, yakni Museum Sang Nila Utama yang lokasinya di dalam Taman Budaya Riau. Lokasi tempat wisata tersebut hanya berjarak 6,5 km dari Masjid Agung An Nur.
Museum Sang Nila Utama telah ada sejak 1975, tetapi baru diresmikan pada 1991. Bangunannya bergaya tradisional Melayu yang terasa makin autentik. Adapun koleksi museum ini berupa ribuan warisan budaya yang berkaitan dengan Melayu Riau, seperti alat musik, artefak, dan pakaian.
Museum Sang Nila Utama memiliki jam operasional dari 08.00 hingga 13.00 WIB. Kamu cukup merogoh kocek Rp5.000 untuk bisa masuk ke dalam museum tersebut.