Mesin Diesel Common Rail, Apa Keunggulannya?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mesin diesel common rail adalah mesin yang diciptakan untuk menggantikan era mesin diesel direct injection. Beberapa mobil yang biasa menggunakan solar sudah mengadopsi mesin ini.
Tercatat, mobil-mobil macam Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport, plus berbagai macam truk, sudah menggunakan mesin ini. Bukan tanpa sebab, mesin diesel common rail memang memiliki banyak keunggulan.
Keunggulan-keunggulan itu seperti suara yang tidak terlalu berisik, minim getaran, plus konsumsi bahan bakar yang lebih efisien. Dibandingkan mesin lain, aspek-aspek itulah yang jadi keunggulan mesin diesel common rail.
Untuk mengetahui lebih jauh, berikut adalah ulasan lengkap dari mesin diesel common rail, dibandingkan mesin diesel konvensional serta mesin diesel direct injection.
1. Beda mesin diesel common rail dan konvensional
Salah satu perbedaan mencolok dari mesin diesel common rail dengan mesin diesel lainnya adalah dari cara memasok bahan bakarnya. Ada dua komponen utama di sini, yaitu pompa injeksi dan injektor.
Cara kerja dari common rail ini, semua injektor memasok solar langsung ke dalam mesin menggunakan wadah atau rel yang sama. Cara ini mirip dengan sistem yang dipakai dalam injeksi bensin.
Sedangkan mesin diesel konvensional, biasanya setiap injektor mendapatkan pasokan solar sendiri-sendiri langsung dari pompa injeksi. Alhasil, common rail lebih apik karena proses pembakaran tidak tergantung saat pemompaan.
Baca Juga: Langka Tapi Ada, Sedan-sedan Ini Bermesin Diesel
2. Komponen yang ada dalam common rail
Mesin common rail ini terdiri dari beberapa komponen, seperti fuel tank untuk menyimpan bahan bakar, filter bahan bakar, serta pompa suplai. Ada juga pompa tekanan tinggi, injektor, katup pengatur tekanan, sensor, dan electronic drive control di common rail ini.
Yang jadi spesial di common rail ini adalah pemanfaatan ECU untuk mengatur suplai bahan bakar ke ruang bakar mesin. Nantinya, hasil dari penghitungan ECU ini akan berupa tegangan dari interval tertentu.
Nantinya, tegangan ini akan disalurkan ke masing-masing injektor. Lalu, ada juga aktuator/solenoid yang akan mengkonversi tegangan dari ECU ke bentuk gerakan pembukaan nozle, sehingga solar dapat mengabut.
3. Cara merawat mesin diesel common rail
Perawatan mesin diesel common rail tentu berbeda dengan mesin diesel konvensional. Apalagi, common rail sudah menggunakan ECU. Perawatannya tentu membutuhkan perhatian khusus.
Usahakan, gunakan solar berkualitas karena jalur serta lubang injektor solar sangat kecil. Solar kualitas buruk dapat menyumbat lubang tersebut. Pakailah Dexlit atau Pertadex, jangan solar subsidi.
Selain itu, servis rutin berkala juga adalah hal yang harus dilakukan. Dengan begitu, komponen dalam mesin diesel common rail tetap terjaga. Saat servis, filter solar juga akan mengalami pembersihan dari kotoran yang mengendap. Mesin dieselmu pun bisa lebih lama digunakan.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, 5 Mobil Diesel Ini Banyak Diburu