Serba-serbi Alphard Generasi Pertama, Budget LCGC tapi Gengsi Tinggi

Toyota Alphard sudah menduduki posisi sebagai mobil legendaris sampai sekarang. Jarang sekali mobil boxy bisa mempertahankan popularitas dalam periode lama. Biasanya hanya beberapa tahun saja lalu disuntik mati. Berbeda dengan Alphard yang masih eksis.
Harga Alphard kini makin terjangkau. Mungkin bisa dipertimbangkan, antara mau pilih LCGC atau luxury van yang satu ini, karena harga keduanya hanya berbeda tipis.
Walau generasi pertama tergolong tua tapi masih lebih baik dari LCGC, baik segi interior, eksterior, maupun fitur tapi bisa memberi gengsi yang tinggi. Berikut pembahasan detail Toyota Alphard generasi pertama, simak!
1.Berawal dari Toyota Granvia
Alphard sebenarnya punya pendahulu, namanya Granvia. Nah, mobil ini sebagai awal lahirnya Alphard. Basisnya Hiace tapi dibuat lebih mewah dan sekarang sudah diproduksi lagi memakai basis terbaru dari Hiace. Dari sisi eksterior, Granvia memiliki kesamaan dengan Alphard generasi pertama meski secara keseluruhan bodi berbeda.
Pertama kali masuk ke Indonesia tahun 2002 dan masih diproduksi hingga kini, Alphard menjadi mobil yang revolusioner di tahun 2000-an. Saat itu, zaman keemasan importir umum ke Indonesia. Salah satu barang impor yang laku keras adalah Alphard.
Mesin yang dipakai V6 2.400cc. Tenaga biasa-biasa saja, tapi BBM lebih boros dibanding generasi kedua. Mobil ini dapat dibanderol seharga Rp100 jutaan ke atas dan pajak per tahun sekitar Rp4,4 juta. Lumayan daripada Innova yang pajaknya di atas Rp5 juta.
2.Detail eksterior
Ketika masuk mobil, kita tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga karena pintu bisa dibuka dengan satu tombol remote. Pada saat itu terlihat keren sekali, tidak perlu sopir untuk membuka pintu. Sayangnya, untuk varian Alphard tahun sekitar 2002, pintunya hanya kiri yang elektrik.
Dari segi desain, Alphard generasi pertama tahun 2002 sudah kelihatan jadul. Tarikan garisnya terkesan kaku, bentuk bongsor terlihat culun. Namanya juga Alphard, mau bentuknya gimana pun, orang bakal tau kalau ini mobil high class.
3.Detail interior
Setelah masuk kabin, kita disambut oleh dua buah sunroof yang ekstra lebar. Berkat sunroof itu, pencahayaan ke dalam mobil bisa maksimal dan visibilitas ke atas makin luas.
Dasbor sederhana tapi masih elegan berkat wood panel yang biasa kita temui pada mobil-mobil eropa. Generasi sesudahnya juga masih pakai dasbor yang mirip.
Lucunya, tombol untuk membuka sunroof diletakkan di samping supir, padahal biasanya di atas. Jadi, kalau mau buka sunroof jangan bingung ya, guys. Cup holder tersedia melimpah dari depan sampai belakang.
Laci penyimpanan cukup canggih karena dibuat dua layer. Yang bawah lebih besar dari atasnya. Penumpang baris dua dan tiga bisa menikmati TV selama perjalanan. Perjalanan jarak jauh tentu gak bikin bosan.
Stir sama persis dengan Camry zaman dulu. Kebanyakan kulit stir sudah terkelupas akibat keseringan dipakai. AC sudah digital, untuk tahun segini termasuk wow banget. Di pilar B dan C ada lampu yang mengarah ke atas, kalau malam akan terlihat estetik.
4.Kenyamanan ekstra
Kamu benar-benar merasakan kenyamanan ketika duduk di baris kedua. Jok captain seat memberi kesan spesial kepada penumpang. Sandaran yang empuk bikin betah di mobil.
Pengaturan jok bisa maju-mundur secara leluasa. Seat belt ada dua, satu di atas dan satunya lagi di bawah. Beralih ke kursi belakang, masih tetap nyaman. Berbeda dengan mobil biasanya yang biasanya sempit di baris ketiga. Orang dewasa masih nyaman untuk duduk belakang, tapi memang kursinya terasa kurang tinggi.
Biasanya, tempat penyimpanan hanya di depan, tapi Alphard lengkap sampai belakang. Bahkan, kursi baris tiga ada individual arm rest. Yang bikin mewah itu tambahan trim kulit yang masih ada sampai baris ketiga.
5.Rasanya menaiki Alphard
Menurut pendapat Ridwan Hanif pada channel YouTube-nya, kesan pertama saat menaiki Alphard itu suspensi yang empuk. Lubang di jalan tidak terasa berarti. Transmisi matic 4-speed konvensional, apabila ada kerusakan biaya reparasi lebih murah daripada generasi kedua ke atas.
Rasa pengemudi tidak begitu enak karena kenyamanan Alphard diberikan utnuk penumpang belakang bukan untuk pengemudi. Stir terasa kurang center, posisi duduk tinggi layaknya mengendarai sebuah van. Feel saat mengenyetir aneh, seperti ada yang kurang.
Pertama kali keluar, Alphard dibanderol sekitar Rp600 juta. Untuk orang yang punya uang segini harusnya sudah punya supir pribadi. Tapi kalau harga sekarang yang sekitar Rp100 jutaan belum tentu punya supir pribadi. Nah, di sini terasa tidak enaknya ketika mengendarai Alphard sendiri.
Demikian pembahasan mobil Toyota Alphard yang generasi satu. Walau harganya sudah murah tapi perlu dipikirkan biaya perawatan juga. BBM termasuk boros, sob. Karena mobil ini premium, harga sparepart juga mahal tapi masih mudah didapat. Sudah siap meminang mobil ini?