Tips Aman Meninggalkan Mobil Listrik selama Masa Liburan Panjang

- Menjaga level daya baterai pada angka ideal, yaitu 50-60 persen
- Mematikan fitur pemantauan jarak jauh dan aplikasi pendukung untuk menghemat energi
- Memilih lokasi parkir dengan perlindungan suhu ekstrim agar baterai tidak boros daya
Tren penggunaan kendaraan listrik yang semakin meningkat membawa tantangan baru dalam hal perawatan, terutama saat pemiliknya harus bepergian dalam waktu lama. Berbeda dengan mobil konvensional yang fokus pada kesehatan aki dan bahan bakar, kendaraan listrik memerlukan perhatian khusus pada manajemen daya baterai litium-ion agar sel energi di dalamnya tetap sehat dan tidak mengalami degradasi permanen.
Membiarkan mobil listrik terparkir di garasi tanpa persiapan yang matang dapat memicu masalah teknis, mulai dari pengosongan daya total hingga gangguan pada sistem perangkat lunak. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk menjaga kesehatan baterai dan sistem kelistrikan pendukung agar kendaraan tetap siap digunakan dengan performa optimal begitu masa liburan berakhir.
1. Menjaga level daya baterai pada angka ideal

Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah mengisi daya baterai hingga 100 persen atau membiarkannya hampir kosong sebelum ditinggal pergi. Baterai jenis litium-ion pada kendaraan listrik justru mengalami tekanan atau stres paling tinggi saat berada di titik ekstrem, baik itu terlalu penuh maupun terlalu kosong. Kondisi ideal untuk penyimpanan jangka panjang adalah menjaga kapasitas baterai di kisaran 50 hingga 60 persen, karena pada level ini stabilitas kimiawi sel baterai berada dalam kondisi paling rileks.
Selain itu, sangat disarankan untuk tidak membiarkan kabel pengisi daya terus terhubung ke unit pengisian dinding (wall charger) jika tidak memiliki fitur manajemen daya otomatis. Meskipun sebagian besar mobil modern memiliki sistem pemutus arus, membiarkan kabel tercolok terus-menerus dapat memicu siklus pengisian mikro yang tidak perlu jika terjadi penurunan daya alami. Dengan menjaga level daya di angka tengah, risiko degradasi baterai akibat panas atau tegangan berlebih selama masa penyimpanan dapat diminimalisir secara signifikan.
2. Mematikan fitur pemantauan jarak jauh dan aplikasi pendukung

Kendaraan listrik dikenal dengan berbagai fitur cerdas yang selalu aktif, seperti koneksi aplikasi smartphone, pembaruan perangkat lunak otomatis, hingga sistem pemantauan keamanan sensorik. Fitur-fitur ini sering kali menjadi penyebab utama terjadinya "vampire drain" atau penyusutan daya secara perlahan namun pasti meskipun mobil dalam keadaan mati. Jika kendaraan akan ditinggal lebih dari satu minggu, mematikan fitur-fitur yang tidak krusial atau mengaktifkan "mode transportasi" sangat disarankan untuk menghemat energi.
Selain sistem utama, baterai 12 volt yang berfungsi menyokong sistem kelistrikan pendukung juga perlu diperhatikan. Pada beberapa model kendaraan listrik, baterai kecil ini tidak akan mendapatkan pengisian dari baterai utama jika daya utama terlalu rendah atau jika sistem sedang dalam mode tidur total. Memastikan baterai 12 volt dalam kondisi prima sebelum keberangkatan akan mencegah kendala mobil tidak bisa dibuka atau dinyalakan sistem elektroniknya saat pemilik kembali dari liburan.
3. Memilih lokasi parkir dengan perlindungan suhu ekstrim

Suhu lingkungan memegang peranan krusial terhadap kesehatan jangka panjang komponen elektronik dan kimia baterai. Memarkir mobil listrik di area yang terpapar sinar matahari langsung secara terus-menerus dapat memicu sistem manajemen panas (thermal management system) bekerja secara otomatis untuk mendinginkan baterai, yang pada akhirnya akan mengonsumsi daya baterai utama secara boros. Idealnya, kendaraan harus disimpan di dalam garasi yang sejuk, memiliki sirkulasi udara baik, dan terlindung dari cuaca panas maupun dingin yang ekstrem.
Selain faktor suhu, kondisi fisik kendaraan seperti tekanan ban juga harus diperiksa. Karena mobil listrik cenderung memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan mobil bensin akibat berat baterai, memarkir kendaraan dalam posisi diam terlalu lama dapat menyebabkan perubahan bentuk pada ban. Menaikkan tekanan udara ban sebanyak 2-3 psi di atas standar harian bisa menjadi langkah preventif agar struktur ban tetap kokoh. Dengan perlindungan fisik dan manajemen energi yang tepat, kendaraan listrik akan tetap awet dan tidak mengalami masalah teknis yang berarti selama masa penyimpanan.


















