Toyota Tunda Produksi EV Demi Prioritaskan SUV Bensin

Intinya sih...
Toyota menunda produksi kendaraan listrik di AS demi fokus pada peningkatan kapasitas produksi SUV bensin dan hibrida, khususnya Grand Highlander yang terus diburu konsumen.
Penjualan Grand Highlander mencapai 11.577 unit pada Juni 2025, menunjukkan tingginya permintaan pasar terhadap kendaraan bensin dan hibrida.
Meski ada penundaan, Toyota tetap menargetkan peluncuran dua SUV listrik tiga baris di AS pada 2025 dengan dukungan produksi baterai dari pabrik North Carolina yang mulai beroperasi pada musim semi 2025.
Jakarta, IDN Times - Toyota Motor Corp. mengumumkan penundaan produksi kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat (AS). Keputusan ini diambil untuk memprioritaskan peningkatan kapasitas produksi SUV berbahan bakar bensin, seiring tingginya permintaan pasar terhadap kendaraan konvensional dan hibrida.
Fokus dialihkan untuk memenuhi lonjakan permintaan terhadap Toyota Grand Highlander, salah satu SUV terlaris dengan varian bensin dan hibrida, dilansir Automotive News.
1. Penyesuaian strategi produksi
Toyota juga mengalihkan produksi SUV listrik yang sebelumnya direncanakan di pabrik Princeton, Indiana, ke Georgetown, Kentucky. Langkah ini dilakukan demi efisiensi dan untuk memaksimalkan output Grand Highlander yang terus diburu konsumen.
“Permintaan untuk Grand Highlander sangat kuat, dengan hanya tiga hari pasokan di dealer kami pada akhir Juni 2025,” ujar David Christ, kepala penjualan merek Toyota di AS.
Ia menegaskan bahwa produksi SUV ini menjadi kunci penguatan posisi Toyota di pasar otomotif AS yang masih didominasi kendaraan bensin dan hibrida.
2. Tren pasar dan permintaan konsumen
Penjualan Grand Highlander mencapai 11.577 unit pada Juni 2025, menjadikannya salah satu model terlaris Toyota. Sementara itu, sepanjang 2024, penjualan kendaraan listrik Toyota di AS kurang dari 30 ribu unit, jauh tertinggal dibandingkan performa kendaraan hibrida.
“Pasar menunjukkan bahwa konsumen masih sangat menginginkan kendaraan hibrida dan bensin karena keterjangkauan dan kepraktisannya,” kata seorang analis otomotif dari Cox Automotive, dikutip Bloomberg.
Toyota tetap mengandalkan strategi multi-jalur dengan 32 model elektrifikasi yang mencakup hibrida, plug-in hybrid, dan EV.
3. Rencana jangka panjang elektrifikasi
Meski ada penundaan, Toyota tetap menargetkan peluncuran dua SUV listrik tiga baris di AS pada 2025, dengan dukungan produksi baterai dari pabrik North Carolina yang mulai beroperasi pada musim semi 2025. Georgetown akan menjadi basis produksi model-model ini, termasuk hasil kolaborasi dengan Subaru.
“Kami tidak mundur dari elektrifikasi, tetapi kami ingin memastikan langkah kami selaras dengan kebutuhan pasar,” kata juru bicara Toyota, dilansir The Japan Times.
Perusahaan menargetkan 15 model kendaraan listrik pada 2027 dengan kapasitas produksi satu juta unit per tahun, mempertegas komitmen terhadap kendaraan ramah lingkungan.