Jakarta, IDN Times - Mobil listrik Xiaomi SU7 sejak awal peluncurannya sudah berhasil menarik minat banyak orang. Terbukti hingga 24 April 2024 lalu, Xiaomi sudah menerima sebanyak 75.753 pesanan untuk mobil listrik SU7.
Mengutip Carnewschina, Xiaomi baru saja menggunakan proses produksi di mana akan membuat bagian bawah body mobil menjadi satu kesatuan (single piece) untuk produksi SU7. Menariknya, proses tersebut tadinya juga akan digunakan oleh Tesla namun ditinggalkan.
Xiaomi mengklaim sebagai satu-satunya perusahaan mobil di China yang menggunakan dua teknologi dari bahan paduan die cast yang dikembangkan sendiri, dan sistem kluster peralatan die casting besar yang juga dikembangkan sendiri.
Mesin die cast berskala besar milik Xiaomi membutuhkan area sebesar dua buah lapangan basket, yang bernama 9100t.
Mesin tersebut membuat lantai belakang Xiaomi SU7, dan mengurangi 72 bagian yang sebelumnya membutuhkan stamping dan pengelasan menjadi satu bagian die cast yang dapat diproduksi dalam 100 detik.
Untuk proses produksi ini berarti 840 lebih sedikit titik pengelasan dan pengurangan 45 persen dalam waktu produksi. Sedangkan untuk mobil, itu berarti komponennya lebih ringan 17 persen dan juga menghasilkan pengurangan road noise hingga 2 dB.
Salah satu kekurangannya ialah biaya untuk mengganti komponen tersebut jika rusak. Terkait hal tersebut, Xiaomi menyebut sudah menerapkan desain anti tabrakan tiga tahap. Artinya jika tabrakan terjadi dalam kecepatan rendah-menengah, hanya anti-collision beam dan crumple zone yang harus diganti.
Pabrik yang memproduksi mobil Xiaomi memiliki otomatisasi tingkat tinggi, dan dapat menghasilkan 40 unit mobil dalam satu jam, atau satu unit setiap 76 detik.
Ada lebih dari 700 robot di pabrik dan 181 unit robot autonomous yang bergerak untuk mengirimkan komponen stamping. Setiap robot autonomous tersebut menggunakan Lidar untuk menemukan jalannya di dalam pabrik. Wah, canggih banget!