Saat ini, gak sulit menemukan sepeda motor sport dengan mesin 150cc. Di jalanan, kamu bisa menjumpai Suzuki GSX150, Yamaha Vixion, Yamaha Xabre, hingga model Honda CB150R. Lalu, bagaimana dengan sport bike berkubikasi 125cc?
Memang, jika dibandingkan model 150cc, pilihan motor 125cc gak terlalu banyak. Meski demikian, bukan berarti motor sport ini gak ada sama sekali. Berikut deretan motor sport 125cc yang masih dan sempat mengaspal di jalanan Indonesia.
Ini adalah senjata andalan Kawasaki untuk bersaing di segmen motor cebol di Indonesia, selain model KSR Pro. Bedanya, jika KSR Pro ditujukan sebagai supermoto, maka tipe Z125 Pro adalah naked bike mungil namun tetap garang.
Dilansir dari situs resmi PT Kawasaki Motor Indonesia, motor ini dibekali mesin tipe 4-stroke, SOHC, berkubikasi 125cc, yang mampu meletupkan tenaga maksimal 9,4 PS pada putaran 7.500 rpm. Kamu bisa meminang kuda besi ini dengan harga Rp33,4 jutaan.
Nama TVS memang gak begitu bergema. Namun, bukan berarti merek asal India ini gak punya jagoan di pasar otomotif domestik. Nah, salah satu gacoan mereka adalah model TVS Max 125, yang hadir dalam dua versi, sport dan semi-trail.
Menurut pabrikan, kuda besi ini punya bagasi yang lapang, pegas ganda, serta mesin 124,53cc yang dapat memuntahkan power 8,1 kW pada putaran 8.000 rpm. Untuk ukuran sport bike, harga TVS Max 125 juga murah, mulai Rp13 jutaan.
Saat pertama kali diluncurkan pada awal milenium ketiga lalu, Suzuki menghadirkan dua varian Thunder. Namun, jika dibandingkan sang kakak yang punya mesin 250cc, tipe Thunder 125 justru lebih tenar.
Saat itu, dengan desain khas sport bike yang garang, harga Thunder 125 memang relatif lebih murah, selain nyaman dikendarai. Sayangnya, motor ini sudah discontinued. Namun, kamu masih mendapatkan produk bekasnya dengan harga mulai Rp4 jutaan.
Kalau kamu penyuka motor-motor lawas, pasti sudah gak asing lagi dengan varian Honda CB125. Ini adalah generasi penerus dari seri CB100 yang pertama kali mengaspal di jalanan tanah air pada awal dekade 1970-an silam.
Secara tampilan, desain sepeda motor ini mirip dengan sang kakak. Namun, seperti namanya, ada upgrade mesin, yang awalnya 99cc menjadi 122cc (dibulatkan menjadi 125cc). Di pasaran dalam negeri, harga Honda CB125 bekas mulai belasan juta rupiah.
Untuk menemani Honda CB125, pabrikan sayap mengepak lantas menghadirkan seri CG125. Diluncurkan pertama kali pada tahun 1975, motor ini diimpor langsung dari negeri asalnya, Jepang, yang secara umum masih berbasis CB125.
Bedanya, Honda CG125 dibekali dengan mesin sistem OHV (overhead valve), sehingga sepeda motor ini lebih andal dalam ukuran ketahanan, bahkan jika kamu lupa ganti oli. Honda CG125 second sekarang harganya mulai Rp7 jutaan.
Sepeda motor ini pertama kali mengaspal di Indonesia pada akhir dekade 1970-an, bersamaan dengan saudaranya, yakni Honda GL100. Namun, berdasarkan spesifikasi mesin, level Honda GL125 berada setingkat lebih tinggi.
Sayangnya, meskipun punya mesin lebih besar, namun penjualan Honda GL125 malah kalah laris jika dibandingkan GL100. Alhasil, motor laki ini cuma berusia hingga 1985 dan setelah itu resmi disuntik mati.
Bisa dibilang, ini adalah versi pembaruan dari Honda GL125. Menurut beberapa sumber, kuda besi ini resmi diluncurkan pada tahun 1983. Namun, referensi yang lain menuturkan bahwa GL Max 125 debut pada tahun 1985.
Sebagai model revisi, tampilan GL Max 125 tentunya lebih kekar, dengan mesin yang lebih garang. Setidaknya, Honda sempat menghadirkan GL Max 125 dalam beberapa tipe, seperti versi platina, GL Max CDI engine, dan GL Max Black Engine.
Seri AS3 adalah penerus dari seri L dalam jajaran sport bike Yamaha yang diluncurkan pada dekade 1970-an silam. Saat itu, sepeda motor ini dihadirkan Yamaha secara CBU dari Jepang hingga tahun 1977.
Tipe AS3 sendiri bisa dibilang sebagai salah satu pelopor motor dua silinder Yamaha di pasaran dalam negeri. Kuda besi tersebut diklaim mampu mengembuskan tenaga puncak 16 HP pada putaran 9.800 rpm via transmisi 5-speed.
Seiring dengan kesuksesan Yamaha AS3, pabrikan berlogo garputala lantas menghadirkan seri RX125 pada pertengahan 1970-an. Motor ini adalah cikal bakal seri RX yang akhirnya menjadi sport bike legendaris.
Dikenal juga sebagai Yamaha RD 125, kuda besi ini punya mesin 125cc, dua silinder, dengan daya maksimal 16 HP pada putaran 8.500 rpm. Meski punya mesin yang sama dengan AS3, namun performa RX125 dikatakan lebih kencang.
Jika Yamaha punya model AS3 dan RX125, maka Suzuki gak mau kalah dengan meluncurkan model GT Series. Ini adalah sport bike 2-tak yang pertama kali rilis pada 1970-an dan hadir dalam beberapa tipe, termasuk GT125.
Suzuki GT125 konon dihadirkan sekitar tahun 1974 silam. Motor ini punya mesin 2-stroke, dua silinder, berkapasitas 124cc, yang mampu memuntahkan power maksimal 16 HP pada putaran 9.500 rpm. Setelah model ini, Suzuki lantas menghadirkan GT185.
Saingan utama Yamaha RX125 di dekade 1970-an hingga 1980-an. Dari sisi tampilan, sepeda motor ini termasuk ganteng di masanya. Sementara, untuk ruang dapur pacu, menjadi salah satu yang tergesit ketika itu.
Suzuki membekali GP125 dengan mesin tipe 2-tak, air-cooled, berkapasitas 123cc. Motor ini dikatakan sanggup menyemburkan daya maksimal 14 HP pada putaran 8.000 rpm. Model ini kemudian diteruskan oleh varian Suzuki TRS.
Bisa dikatakan sebagai adik dari Suzuki TRS. Namun, dengan mesin berkapasitas 125cc, TRZ Katana punya power yang lebih nampol. Bahkan, motor ini diklaim sebagai kuda besi terkencang pada pertengahan dekade 1980-an.
Kala itu, Suzuki TRZ Katana bersaing dengan ketat dengan sport bike keluaran Yamaha. Gak cuma untuk urusan merebut hati konsumen, melainkan juga ketika adu kecepatan di lintasan balap road race dan grass track.
Selain motor-motor tersebut di atas, ada rumor bahwa Yamaha R125 juga sempat didatangkan ke Indonesia pada tahun 2010 lalu melalui jalur importir umum. Nah, kira-kira, kamu tertarik model yang mana?