Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi motor (unsplash.com/David Cephei)

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, kendaraan pribadi seperti motor menjadi kebutuhan utama bagi banyak orang. Namun, harga motor baru yang terus meningkat membuat banyak orang mempertimbangkan alternatif lain, yaitu membeli motor bekas.

Membeli motor bekas mungkin terdengar seperti pilihan yang kurang menarik bagi sebagian orang. Tapi, tahukah kamu bahwa ada banyak alasan mengapa banyak orang yang memilih motor bekas ketimbang motor baru? Berikut lima alasannya.

1. Hemat biaya yang signifikan

ilustrasi hemat biaya (freepik.com/freepik)

Alasan utama orang memilih motor bekas adalah karena harganya yang jauh lebih murah dibandingkan motor baru. Penurunan nilai motor terjadi segera setelah motor keluar dari dealer, sehingga kamu dapat membeli motor bekas dengan kualitas yang masih baik dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Sebagai contoh, motor baru dengan harga Rp 20 juta bisa kamu temukan di pasaran motor bekas dengan harga Rp 10 juta atau bahkan lebih rendah. Hal ini tentu saja membantu kamu menghemat pengeluaran dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan lain.

2. Pilihan model yang lebih beragam

ilustrasi pilihan model yang lebih beragam (freepik.com/prostooleh)

Pasar motor bekas menawarkan pilihan model yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan showroom motor baru. Kamu dapat menemukan berbagai jenis dan model motor dari berbagai tahun dan pabrikan, sehingga kamu dapat memilih motor yang sesuai dengan kebutuhan dan budget kamu.

Di showroom motor baru, pilihan kamu mungkin terbatas pada model-model terbaru yang harganya lebih mahal. Sedangkan di pasar motor bekas, kamu dapat menemukan motor klasik, motor sport, motor matic, dan berbagai jenis motor lainnya dengan harga yang lebih terjangkau.

3. Potensi menemukan motor berkualitas dengan harga terjangkau

ilustrasi motor (unsplash.com/Thewyzzwguy)

Banyak orang yang beranggapan bahwa motor bekas identik dengan kualitas yang buruk. Namun, anggapan ini tidak selalu benar. Di pasar motor bekas, kamu berpeluang menemukan motor bekas yang masih dalam kondisi prima dan terawat dengan baik.

Dengan sedikit kejelian dan ketelitian, kamu dapat menemukan motor bekas yang memiliki kualitas yang setara dengan motor baru, bahkan dengan harga yang jauh lebih murah. Pastikan kamu melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi motor sebelum membelinya, ya!

4. Kemudahan proses pembelian

ilustrasi kemudahan proses pembelian (freepik.com/prostooleh)

Membeli motor bekas umumnya lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan membeli motor baru. Kamu dapat langsung melakukan transaksi dengan pemilik motor tanpa harus melalui proses yang panjang dan rumit seperti di dealer resmi.

Selain itu, banyak platform online yang menyediakan layanan jual beli motor bekas, sehingga kamu dapat dengan mudah mencari dan membandingkan harga motor bekas dari berbagai penjual.

5. Nilai jual yang lebih stabil

ilustrasi motor (unsplash.com/Yulian As)

Nilai jual motor bekas umumnya lebih stabil dibandingkan dengan motor baru. Penurunan nilai motor terjadi paling signifikan pada tahun-tahun pertama setelah pembelian, sehingga nilai motor bekas cenderung lebih stabil dan tidak mengalami penurunan nilai yang drastis.

Hal ini berarti kamu tidak perlu khawatir kehilangan banyak uang jika kamu ingin menjual kembali motor bekas kamu di kemudian hari.

Membeli motor bekas bukan berarti kamu harus puas dengan kualitas yang rendah. Dengan kejelian dan ketelitian, kamu dapat menemukan motor bekas yang berkualitas dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Alasan-alasan di atas menunjukkan bahwa membeli motor bekas bisa menjadi pilihan yang tepat bagi kamu yang ingin menghemat biaya, memiliki pilihan model yang lebih beragam, dan mendapatkan motor berkualitas dengan harga terjangkau.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team