5 Risiko Pakai Jas Hujan Model Ponco saat Naik Motor, Bisa Bahaya!

- Ujung jas mudah tersangkut di roda belakang, bisa menyebabkan kecelakaan dan terjatuh.
- Menutupi lampu belakang dan membuat pengendara lain gak waspada, meningkatkan risiko tabrakan dari belakang.
- Angin kencang bisa membuat jas ponco mengepak seperti parasut, mengganggu stabilitas dan memicu kecelakaan.
Saat musim hujan tiba, jas hujan jadi barang wajib yang harus selalu ada di motor. Banyak pengendara memilih jas hujan model ponco karena dianggap lebih praktis dan cepat dipakai. Bentuknya yang longgar membuat badan tetap kering tanpa ribet memasukkan tangan dan kaki ke celana plastik. Namun, di balik kepraktisannya, model ponco justru punya risiko besar yang sering diabaikan. Tak sedikit kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat jas hujan jenis ini tersangkut di roda atau bagian motor.
Meskipun terlihat sederhana, jas hujan ponco bisa jadi ancaman nyata kalau gak digunakan dengan hati-hati. Bahannya yang lebar dan menjuntai mudah tertiup angin atau tersangkut di rantai, knalpot, bahkan kendaraan lain. Risiko ini bukan hanya membuat jas hujan robek, tapi juga bisa menyeret pengendara hingga terjatuh. Karena itu, penting untuk memahami bahaya tersembunyi di balik jas hujan model ponco. Berikut lima risiko utama memakai jas hujan ponco saat berkendara motor.
1. Ujung jas mudah tersangkut di roda belakang

Bahaya paling sering terjadi dari penggunaan jas hujan model ponco adalah ujungnya tersangkut di roda belakang. Karena modelnya longgar dan menjuntai, bagian belakang jas bisa dengan mudah terhisap oleh roda yang berputar. Begitu tersangkut, pengendara bisa langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Bahkan dalam beberapa kasus, jas hujan bisa melilit rantai dan menarik tubuh pengendara ke arah roda. Situasi ini jelas sangat berbahaya, apalagi jika terjadi di jalan raya dengan kecepatan tinggi.
Untuk mencegahnya, sebaiknya hindari memakai jas hujan yang terlalu panjang atau tanpa pengikat di bagian bawah. Kalau kamu terpaksa menggunakan model ponco, pastikan ujungnya dilipat atau diikat agar gak menjuntai ke arah roda. Selain itu, jangan biarkan bagian belakang jas menutupi lampu belakang motor karena bisa mengurangi visibilitas pengendara lain. Keselamatan jauh lebih penting daripada kenyamanan sesaat, jadi pastikan jas hujanmu gak berisiko tersangkut di roda.
2. Menutupi lampu belakang dan membuat pengendara lain gak waspada

Bentuk jas hujan ponco yang lebar sering kali menutupi seluruh bagian belakang motor, termasuk lampu rem dan sein. Akibatnya, pengendara di belakang gak bisa melihat isyarat saat kamu mengerem atau berbelok. Dalam kondisi hujan deras, jarak pandang sudah terbatas, dan hal ini bisa memperbesar risiko tabrakan dari belakang. Banyak pengendara gak menyadari hal ini karena fokus pada jalan di depan, padahal lampu belakang yang tertutup sangat berbahaya di jalan basah.
Cara mudah mengatasinya adalah memastikan bagian belakang jas gak menutupi lampu sama sekali. Kamu bisa melipatnya ke atas atau mengikatnya dengan karet agar tetap di posisi aman. Beberapa jas hujan modern bahkan sudah dilengkapi dengan reflektor atau bahan neon supaya tetap terlihat jelas di malam hari. Jika jas hujanmu gak punya itu, kamu bisa menempelkan strip reflektif tambahan agar tetap aman. Dengan begitu, kamu bisa tetap kering tanpa mengorbankan keselamatan di jalan.
3. Angin kencang bisa membuat jas ponco mengepak seperti parasut

Karena bentuknya longgar dan lebar, jas hujan ponco mudah tertiup angin saat motor melaju. Saat kecepatan tinggi, bagian belakang jas bisa mengembang seperti parasut dan menahan laju motor. Hal ini bukan hanya mengganggu stabilitas, tapi juga bisa menarik tubuh pengendara ke belakang secara tiba-tiba. Jika gak kuat menahan tarikan angin, kamu bisa kehilangan kendali dan terjatuh. Kondisi ini makin berisiko di jalan licin saat hujan lebat.
Untuk menghindari efek 'parasut' ini, sebaiknya pilih jas hujan yang pas di badan dan punya pengikat di bagian perut atau kaki. Jika kamu tetap ingin memakai model ponco, pastikan bahan belakangnya gak terlalu lebar atau bisa dilipat ke dalam. Selain itu, hindari melaju terlalu cepat saat mengenakannya, terutama di jalan terbuka dengan angin kencang. Mengontrol kecepatan jadi kunci utama agar jas hujan gak berubah jadi sumber bahaya di tengah hujan.
4. Air hujan bisa masuk lewat celah bawah dan membuat pakaian tetap basah

Meskipun terlihat melindungi seluruh tubuh, jas hujan ponco sebenarnya kurang efektif menahan air dari bawah. Saat kamu melaju, air yang memercik dari ban bisa masuk melalui celah bawah dan membasahi celana atau sepatu. Akibatnya, kamu tetap basah meski sudah memakai jas hujan. Hal ini sering terjadi karena ponco gak punya penutup rapat di bagian kaki seperti jas hujan model setelan.
Kalau kamu sering berkendara jarak jauh saat hujan, sebaiknya gunakan jas hujan dua potong yang lebih tertutup. Namun, jika tetap memilih model ponco, kamu bisa menambahkan pelindung kaki atau celana waterproof terpisah. Jangan lupa juga untuk menutup rapat bagian depan jas agar air gak merembes dari arah dada. Mengendarai motor dalam keadaan basah bisa bikin kamu mudah masuk angin dan kehilangan konsentrasi di jalan. Jadi, pilih jas hujan yang benar-benar bisa menjaga tubuh tetap kering.
5. Risiko tersangkut kendaraan lain di jalan

Selain berisiko tersangkut di roda sendiri, jas hujan model ponco juga bisa nyangkut ke kendaraan lain, terutama saat melintas di jalan sempit atau padat. Bagian belakang jas yang terbang tertiup angin bisa mengenai spion, stang, atau pegangan motor lain. Kalau tersangkut saat melaju, pengendara bisa langsung tertarik ke belakang dan kehilangan keseimbangan. Risiko ini juga bisa membahayakan orang lain karena menimbulkan efek domino di lalu lintas padat.
Solusinya, hindari mengenakan jas hujan ponco di jalan yang ramai atau sempit. Pastikan kamu menjaga jarak aman dengan kendaraan di samping dan belakang. Kalau kondisi benar-benar memaksa, lipat atau gulung bagian belakang jas agar gak berkibar. Lebih baik sedikit repot daripada menanggung risiko terseret kendaraan lain di tengah hujan. Kecelakaan kecil pun bisa fatal kalau disebabkan oleh kelalaian sekecil kain jas hujan yang terbang.
Jas hujan model ponco memang terlihat praktis dan murah, tapi risikonya gak bisa dianggap remeh. Banyak kasus kecelakaan terjadi hanya karena pengendara gak memperhatikan cara pemakaian yang aman. Ujung jas yang panjang, bahan yang ringan, dan desain terbuka membuatnya rawan tersangkut atau tertiup angin. Karena itu, pemilihan jas hujan sebaiknya gak hanya berdasarkan kepraktisan, tapi juga faktor keselamatan.
Mulai sekarang, pertimbangkan untuk beralih ke jas hujan model setelan yang menutupi tubuh dengan lebih aman dan stabil. Kalau pun kamu tetap ingin pakai ponco, pastikan penggunaannya benar dan gak mengganggu bagian motor. Hujan seharusnya gak jadi alasan untuk menurunkan keselamatan di jalan. Dengan jas hujan yang tepat, kamu bisa tetap kering, aman, dan nyaman sampai tujuan.



















