Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screen Shot 2025-07-07 at 8.52.00 PM.png
ilustrasi naik motor saat hujan (pexels/cottonbro studio)

Intinya sih...

  • Faktor utama terjadinya aquaplaning pada motor adalah kecepatan tinggi dan genangan air yang cukup dalam. Alur ban yang aus juga memengaruhi risiko aquaplaning.

  • Tanda-tanda motor mengalami aquaplaning termasuk perubahan mendadak pada kemudi atau suspensi serta kesulitan mengendalikan motor saat menikung.

  • Pencegahan aquaplaning dimulai dari perawatan ban, pemilihan ban dengan desain yang baik, dan pengurangan kecepatan saat kondisi jalan basah.

Banyak pengendara sepeda motor menganggap aquaplaning hanya ancaman bagi pengemudi mobil. Namun, anggapan ini keliru. Meski lebih sering dibahas dalam konteks kendaraan roda empat, aquaplaning juga bisa terjadi pada sepeda motor—dan dampaknya bisa lebih berbahaya karena motor memiliki keseimbangan yang lebih rentan terganggu. Saat hujan turun deras dan jalanan tergenang, risiko ini meningkat drastis, terutama bagi pengendara yang tak memperhatikan kondisi ban dan teknik berkendara.

Aquaplaning, atau hydroplaning, adalah kondisi ketika ban kehilangan traksi akibat lapisan air di antara permukaan ban dan aspal. Alhasil, roda motor meluncur di atas air, bukan menggigit permukaan jalan. Pada sepeda motor, situasi ini bisa menyebabkan ban depan atau belakang kehilangan cengkeraman, membuat pengendara kehilangan kendali hanya dalam hitungan detik. Meski luas permukaan ban motor lebih kecil daripada mobil, kecepatan tinggi, tekanan ban yang tidak sesuai, dan alur ban yang aus tetap bisa memicu terjadinya aquaplaning.

1. Apa penyebab utama aquaplaning pada motor?

ilustrasi motor melewati banjir (pexels.com/Dibakar Roy)

Faktor utama terjadinya aquaplaning pada motor adalah kombinasi kecepatan tinggi dan genangan air yang cukup dalam. Semakin cepat motor melaju, semakin sulit ban membuang air ke samping melalui alur yang tersedia. Bila alur ban sudah tipis karena aus, maka air tidak punya jalur keluar dan menumpuk di antara ban dan aspal.

Kondisi ini menyebabkan hilangnya traksi. Selain itu, tekanan ban yang terlalu tinggi atau terlalu rendah juga bisa mempercepat terjadinya aquaplaning karena memengaruhi bentuk kontak antara ban dan permukaan jalan.

2. Apa tanda-tanda motor mengalami aquaplaning?

Cara merawat jas hujan (freepik.com/EyeEm)

Ketika ban motor mulai kehilangan traksi, pengendara akan merasakan perubahan mendadak pada kemudi atau suspensi. Pada ban depan, setang bisa terasa ringan atau melayang. Pada ban belakang, motor bisa terasa ‘bergoyang’ atau sulit dikendalikan saat menikung.

Pada beberapa kasus ekstrem, motor bahkan bisa tergelincir lurus meskipun sedang berbelok, karena ban tidak lagi merespons arah yang dikendalikan pengendara. Saat tanda-tanda ini muncul, penting untuk tidak panik, menjaga kemudi tetap lurus, dan secara perlahan mengurangi kecepatan tanpa pengereman mendadak.

3. Bagaimana cara mencegah aquaplaning saat naik motor?

Cara merawat jas hujan (pexels.com/EyeEm)

Pencegahan aquaplaning dimulai dari perawatan ban. Pastikan ban tidak botak dan alur masih dalam sesuai standar minimal (biasanya 1 mm atau lebih). Pilih ban dengan desain yang memiliki kemampuan membuang air dengan baik, terutama jika sering berkendara saat hujan.

Selain itu, hindari genangan air dalam dan kurangi kecepatan saat kondisi jalan basah. Mengurangi kecepatan adalah langkah paling efektif karena memberi waktu bagi ban untuk mengalirkan air ke samping dan mempertahankan kontak dengan aspal.

So, aquaplaning bukan sekadar isu bagi pengemudi mobil, tapi juga ancaman serius bagi pengendara motor. Dengan perawatan ban yang baik dan perilaku berkendara yang bijak, risiko ini bisa diminimalkan. Ingat, keselamatan selalu lebih penting daripada kecepatan, apalagi di tengah hujan deras dan jalanan yang licin.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team