ilustrasi mesin motor (vecteezy.com/pichai pipatkuldilok)
Motor-motor modern kini dilengkapi sistem injeksi bahan bakar dengan sensor-sensor presisi seperti oxygen sensor (O₂ sensor), throttle position sensor, hingga injector nozzle yang sangat sensitif terhadap perubahan komposisi bahan bakar. Jika aditif yang digunakan memiliki kandungan logam berat atau pelarut kuat, residunya bisa menempel di bagian sensor atau membentuk kerak di ujung injektor. Akibatnya, data pembacaan dari sensor menjadi tidak akurat, ECU pun salah mengatur campuran udara dan bahan bakar.
Kondisi ini bisa membuat performa mesin menurun drastis. Gejalanya mudah dikenali—tarikan jadi berat, konsumsi bensin meningkat, suara mesin kasar, atau bahkan indikator check engine tiba-tiba menyala. Bila sudah seperti ini, membersihkan injektor dan sensor memerlukan biaya tambahan yang tidak murah. Jadi, penggunaan aditif yang tidak sesuai bisa berakibat kebalikannya: bukannya menambah umur mesin, malah memperpendeknya.
Jadi, menambahkan aditif ke dalam bahan bakar pada dasarnya tidak diperlukan, terutama jika motor kamu masih dalam kondisi sehat dan rutin diservis. Sebab, bahan bakar yang dijual biasanya sudah diformulasikan dengan aditif pabrikan yang cukup untuk menjaga kebersihan ruang bakar, melindungi injektor, dan menstabilkan proses pembakaran. Jika ingin menjaga performa motor tetap optimal, fokuslah pada perawatan rutin seperti mengganti filter bensin, busi, dan oli tepat waktu.