Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Asap Knalpot Bisa Memicu Migrain dan Sesak Napas?

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)
ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)

Kemacetan sudah menjadi bagian dari rutinitas banyak pengendara motor di kota besar. Berhenti terlalu lama di antara deretan kendaraan membuat kamu terpapar langsung oleh asap knalpot yang pekat. Kondisi ini sering menimbulkan keluhan seperti pusing, mual, hingga sesak napas bagi sebagian orang.

Pertanyaannya, apakah benar asap kendaraan yang kamu hirup saat macet bisa memicu migrain dan gangguan pernapasan? Jawabannya: bisa. Paparan emisi dari knalpot mengandung berbagai zat berbahaya yang dapat memengaruhi otak, paru-paru, dan sistem pernapasan, terutama jika terjadi secara terus-menerus.

1. Paparan zat berbahaya dalam asap knalpot

ilustrasi ke Bogor naik motor (unsplash.com/Tokyo)
ilustrasi ke Bogor naik motor (unsplash.com/Tokyo)

Asap knalpot mengandung karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida, partikulat halus (PM2.5), serta hidrokarbon beracun. Ketika kamu terjebak dalam kemacetan, konsentrasi polutan ini meningkat karena ventilasi udara buruk dan posisi motor berada sangat dekat dengan sumber emisi.

Partikulat PM2.5 yang ukurannya sangat kecil dapat menembus hingga ke dalam paru-paru dan mengganggu fungsi pernapasan. Sementara CO dapat masuk ke aliran darah dan mengurangi pasokan oksigen menuju otak. Kondisi ini membuat tubuh lebih mudah mengalami pusing, lemas, hingga migrain.

2. Risiko migrain dan gangguan pernapasan

Ilustrasi naik motor (Unsplash/Rowan Freeman)
Ilustrasi naik motor (Unsplash/Rowan Freeman)

Bagi kamu yang memiliki sensitivitas tinggi, paparan polusi dari knalpot bisa langsung memicu migrain. Zat seperti NOx dan hidrokarbon dapat menyebabkan pembuluh darah di sekitar kepala bereaksi, memicu nyeri berdenyut khas migrain. Selain itu, polusi ini dapat memperparah gejala sinusitis sehingga kepala terasa berat.

Di sisi lain, gangguan pernapasan juga mudah muncul karena iritasi pada saluran napas. Banyak pengendara melaporkan sesak napas, dada terasa sempit, atau batuk setelah lama terjebak dalam kemacetan. Orang yang memiliki riwayat asma akan lebih rentan kambuh ketika terpapar asap knalpot dalam waktu lama.

3. Cara mengurangi risiko saat berkendara di kemacetan

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Pexels Olivier Darny)
ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Pexels Olivier Darny)

Ada beberapa langkah sederhana untuk membantu mengurangi dampak asap knalpot. Pertama, gunakan masker yang dirancang untuk menyaring polusi, seperti masker dengan filtrasi PM2.5. Masker kain biasa tidak cukup efektif menahan partikel halus. Kedua, jaga jarak aman dengan kendaraan depan saat berhenti agar paparan langsung bisa sedikit berkurang.

Ketiga, pilih jalur alternatif yang lebih sepi atau waktu berkendara yang bukan jam sibuk. Jika memungkinkan, manfaatkan fitur eco-riding atau matikan mesin ketika berhenti sangat lama agar lingkungan sekitar tidak semakin penuh polusi. Menghindari paparan berkepanjangan adalah kunci untuk menjaga kesehatan pernapasan dan mencegah risiko migrain yang dipicu oleh polusi.

Dengan memahami bahaya paparan asap knalpot, kamu bisa lebih waspada dan mengambil langkah untuk melindungi diri saat berada di tengah kemacetan. Menghirup udara bersih bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga penting untuk kesehatan jangka panjangmu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Mau Touring Motor Jarak Jauh, Hindari Makanan Ini!

13 Des 2025, 13:05 WIBAutomotive