Benarkah Naik Motor Motor Pelan Bisa Lebih Irit Bahan Bakar?

03 Des 2025, 11:05 WIB

Ndoro Anom

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)

Intinya sih...

Berkendara pelan tidak selalu berarti iritMeski terdengar logis, mengendarai motor terlalu pelan justru bisa membuat konsumsi bahan bakar tidak efisien. Mesin motor didesain untuk bekerja optimal pada rentang RPM tertentu, biasanya di kisaran putaran menengah.
Gaya berkendara agresif lebih boros karena akselerasi ekstremBerkendara ngebut memang identik dengan konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Alasannya sederhana: semakin dalam putaran gas, semakin banyak bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar.
Kecepatan ideal untuk hasil paling iritAgar motor benar-benar irit, kuncinya bukan pelan atau ngebut,

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pengendara percaya bahwa mengendarai motor dengan kecepatan pelan otomatis membuat konsumsi bahan bakar lebih irit. Di sisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa motor justru lebih boros jika dipakai terlalu lambat karena mesin tidak bekerja pada putaran optimal. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah benar motor yang dipakai pelan selalu lebih irit dibanding motor yang sering dipakai ngebut?

Memahami cara kerja mesin, karakter torsi, serta gaya berkendara sangat penting untuk menentukan mana yang paling efisien. Sebab pada dasarnya, irit atau tidaknya sebuah motor bukan hanya soal pelan atau kencang, tetapi bagaimana mesin bekerja pada rentang putaran yang paling efisien.

1. Berkendara pelan tidak selalu berarti irit

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Pexels Olivier Darny)

Meski terdengar logis, mengendarai motor terlalu pelan justru bisa membuat konsumsi bahan bakar tidak efisien. Mesin motor didesain untuk bekerja optimal pada rentang RPM tertentu, biasanya di kisaran putaran menengah. Jika motor dipaksa berjalan terlalu lambat, putaran mesin berada di bawah area efisiensi, sehingga pembakaran cenderung kurang sempurna. Akibatnya, mesin membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang cukup.

Selain itu, berkendara pelan sering kali membuat pengendara lebih sering melakukan pengereman dan akselerasi. Perpindahan dari kecepatan rendah ke sedang berulang kali adalah salah satu penyebab terbesar borosnya konsumsi bahan bakar. Jadi, pelan bukan jaminan irit — yang menentukan adalah stabil atau tidaknya kecepatan.

2. Gaya berkendara agresif lebih boros karena akselerasi ekstrem

Ilustrasi naik motor (Unsplash/Rowan Freeman)

Di sisi lain, berkendara ngebut memang identik dengan konsumsi bahan bakar yang lebih boros. Alasannya sederhana: semakin dalam putaran gas, semakin banyak bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar. Gaya berkendara agresif yang sering buka-tutup gas secara ekstrem membuat mesin harus bekerja lebih keras dan RPM melonjak ke area yang kurang efisien untuk hemat BBM.

Selain itu, kecepatan yang terlalu tinggi meningkatkan hambatan angin secara drastis. Semakin kencang motor melaju, semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk melawan drag udara. Pada kecepatan tertentu, konsumsi bensin bisa naik dua kali lipat dibandingkan saat motor berjalan stabil pada kecepatan menengah.

3. Kecepatan ideal untuk hasil paling irit

ilustrasi naik motor dari Jakarta ke Puncak Bogor (unsplash.com/Salman Mukti)

Agar motor benar-benar irit, kuncinya bukan pelan atau ngebut, tetapi stabil di kecepatan ideal. Hampir semua motor, baik karburator maupun injeksi, memiliki sweet spot efisiensi di rentang 40–60 km/jam. Pada kecepatan ini, RPM berada pada zona efisien sehingga pembakaran lebih sempurna dan tarikan tidak memaksa mesin bekerja terlalu keras. Kecepatan stabil di jalan yang tidak banyak stop-and-go juga membantu motor menjaga konsumsi BBM tetap rendah.

Gaya berkendara halus, akselerasi bertahap, tekanan ban sesuai standar, serta perawatan rutin juga berpengaruh besar terhadap keiritan. Bahkan, motor 150 cc yang dikendarai stabil bisa lebih irit daripada motor 110 cc yang dipakai tersendat-sendat dan penuh akselerasi mendadak.

Kesimpulannya, motor yang dipakai pelan belum tentu lebih irit, sedangkan motor yang sering ngebut memang cenderung boros. Yang paling efisien adalah kecepatan stabil pada rentang optimal dengan gaya berkendara halus dan konsisten.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.