Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi naik motor (Pexels/Stephen Andrews)
Ilustrasi naik motor (Pexels/Stephen Andrews)

Bagi sebagian pengendara motor, tampilan adalah segalanya. Tak sedikit yang melakukan modifikasi pada bagian bodi, termasuk melepas sepatbor belakang demi mendapatkan kesan lebih sporty dan ringkas. Modifikasi ini memang bisa membuat motor terlihat keren, terutama untuk jenis motor sport atau motor bergaya streetfighter. Namun di balik tampilannya yang menarik, melepas sepatbor belakang ternyata punya konsekuensi yang perlu dipahami.

Selain mengubah estetika, tindakan ini juga berdampak pada kenyamanan dan keselamatan berkendara. Sepatbor memiliki fungsi penting untuk melindungi pengendara dan orang lain di sekitar dari cipratan air, lumpur, dan batu kecil saat motor melaju. Jika dilepas, bukan hanya kebersihan motor yang terganggu, tetapi juga bisa menimbulkan risiko bagi pengendara di belakang. Tak hanya itu, secara hukum, melepas sepatbor belakang juga bisa berurusan dengan aturan lalu lintas karena dianggap mengubah spesifikasi kendaraan.

1. Fungsi penting sepatbor belakang pada motor

ilustrasi naik motor (Pexels/Rubenstein Rebello)

Sepatbor belakang bukan hanya elemen estetika, tapi juga bagian fungsional dari sistem pelindung motor. Komponen ini berfungsi menahan percikan air, lumpur, dan kotoran dari ban belakang agar tidak mengenai pengendara maupun kendaraan di belakang. Saat musim hujan, sepatbor menjadi pelindung utama agar cipratan tidak membuat punggung atau bagian jok motor kotor.

Selain itu, sepatbor juga berperan menjaga komponen kelistrikan dan mesin bagian bawah tetap kering. Banyak motor modern memiliki soket, kabel, dan sensor di area kolong belakang. Tanpa perlindungan sepatbor, komponen ini berisiko cepat rusak akibat sering terkena air dan debu jalanan. Jadi, meskipun terlihat sederhana, fungsi sepatbor sangat vital untuk menjaga performa motor dan kenyamanan berkendara.

2. Risiko melepas sepatbor belakang motor

ilustrasi perempuan naik motor (pexels.com/Pexels Olivier Darny)

Menghilangkan sepatbor belakang bisa menimbulkan berbagai dampak negatif. Dari sisi keselamatan, air dan batu kecil yang terpental dari ban dapat mengenai pengendara di belakang dan menimbulkan bahaya, terutama saat melaju dalam kecepatan tinggi. Selain itu, kotoran yang menempel di area bodi dan mesin akan lebih cepat menumpuk, membuat motor sulit dibersihkan dan rentan karat.

Dari sisi teknis, tanpa sepatbor, bagian kabel dan sambungan kelistrikan lebih sering terpapar air hujan atau cipratan genangan, sehingga memperbesar risiko korsleting. Tak jarang, motor yang dimodifikasi dengan melepas sepatbor mengalami masalah kelistrikan atau gangguan pada lampu belakang karena soketnya berkarat. Risiko ini membuat motor justru lebih cepat rusak dan butuh biaya perawatan tambahan.

3. Aturan hukum soal melepas sepatbor belakang

Ilustrasi naik motor (Unsplash/Rowan Freeman)

Secara hukum, melepas sepatbor belakang termasuk kategori modifikasi yang mengubah spesifikasi kendaraan. Berdasarkan peraturan lalu lintas di Indonesia, setiap perubahan yang tidak sesuai dengan standar pabrikan bisa dikenai sanksi tilang. Polisi dapat menilai motor tersebut tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.

Selain itu, jika motor tanpa sepatbor menyebabkan orang lain cedera atau terganggu akibat cipratan, pengendara bisa dimintai pertanggungjawaban. Jadi, sebelum memutuskan untuk melepas sepatbor belakang demi gaya, pertimbangkan kembali risiko dan konsekuensinya. Bila ingin tampilan motor lebih keren, ada banyak pilihan modifikasi yang tetap aman dan legal tanpa harus mengorbankan fungsi penting sepatbor.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team