Bagi banyak orang Indonesia, meminjam motor teman atau keluarga adalah hal yang biasa. Kadang karena motor sendiri sedang di bengkel, atau sekadar butuh kendaraan cepat untuk pergi sebentar. Namun, sering kali ada yang lupa — meminjam motor bukan hanya soal “boleh atau tidak,” tapi juga soal menjaga kepercayaan dan rasa hormat kepada pemiliknya. Ada etika tidak tertulis yang seharusnya dipahami oleh setiap peminjam agar hubungan tetap baik, dan motor tetap dalam kondisi seperti semula.
Sama seperti saat kita menumpang rumah orang lain, meminjam motor juga butuh sikap bertanggung jawab. Jangan sampai pemilik motor menyesal sudah memberikan izin hanya karena kita mengembalikan motor dalam kondisi kotor, kosong bensin, atau malah ada lecet baru. Etika kecil seperti mencuci motor, mengisi bensin, atau memastikan kondisinya tetap baik adalah bentuk penghargaan sederhana yang sangat berarti.