Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gejala Rem Motor Masuk Angin, Jangan Diabaikan

ilustrasi rem motor (freepik.com/arthur)
ilustrasi rem motor (freepik.com/arthur)
Intinya sih...
  • Mengenali gejala rem motor kemasukan anginTanda paling nyata adalah tuas rem yang terasa empuk saat ditarik, serta kinerja rem yang tidak konsisten.
  • Penyebab utama masuknya udara ke sistem hidrolikUdara bisa masuk melalui celah saat penggantian minyak rem, minyak rem tua, kebocoran seal, atau level minyak rendah.
  • Solusi praktis dengan teknik bleeding remTeknik ini membuang udara dari sistem pengereman dengan membuka tutup tabung reservoir dan memastikan minyak rem terisi penuh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sistem pengereman hidrolik pada sepeda motor mengandalkan kepadatan cairan minyak rem untuk meneruskan tekanan dari tuas menuju kaliper. Namun, masalah sering muncul ketika udara masuk ke dalam sirkulasi tertutup tersebut, sebuah fenomena yang populer disebut dengan istilah "kemasukan angin" atau angin palsu di kalangan pecinta otomotif.

Masuknya udara ke dalam sistem pengereman bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi keselamatan berkendara. Karena sifat udara yang bisa dikompresi berbeda dengan cairan, keberadaan gelembung sekecil apa pun akan membuat penyaluran tenaga pengereman menjadi tidak maksimal dan berisiko menyebabkan rem blong secara tiba-tiba.

1. Mengenali gejala rem motor kemasukan angin

ilustrasi rem motor (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi rem motor (pexels.com/cottonbro studio)

Tanda paling nyata ketika sistem pengereman motor kemasukan udara adalah tuas rem yang terasa sangat empuk atau "ngempos" saat ditarik. Pengendara akan merasa kehilangan daya tekan yang padat; tuas rem bahkan bisa menyentuh selongsong gas tanpa memberikan daya henti yang berarti pada roda. Fenomena ini terjadi karena energi yang dikeluarkan oleh tangan justru habis digunakan untuk menekan gelembung udara di dalam selang, alih-alih mendorong piston kaliper.

Selain sensasi empuk, gejala lainnya adalah kinerja rem yang tidak konsisten. Kadang rem terasa berfungsi normal, namun di saat lain tuas harus dipompa berkali-kali baru kemudian terasa sedikit padat. Kondisi ini biasanya diperparah saat suhu sistem pengereman meningkat, karena udara di dalam selang akan memuai dan semakin mengganggu tekanan hidrolik. Jika indikator volume minyak rem masih penuh tetapi tarikan tuas tetap terasa kosong, hampir bisa dipastikan ada udara yang terjebak di dalam sistem.

2. Penyebab utama masuknya udara ke sistem hidrolik

Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)
Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)

Udara bisa masuk ke sistem pengereman melalui beberapa celah, salah satunya adalah saat penggantian minyak rem yang tidak sempurna. Jika proses pengisian dilakukan secara terburu-buru, udara dapat ikut terjebak di dalam selang. Selain itu, kondisi minyak rem yang sudah sangat tua dan mengandung banyak uap air juga bisa memicu munculnya gelembung udara. Minyak rem bersifat higroskopis atau menyerap air; ketika air tersebut mendidih akibat panas pengereman, ia akan berubah menjadi gas atau angin di dalam sistem.

Penyebab lainnya adalah adanya kebocoran halus pada komponen seal atau cincin karet, baik di bagian master rem maupun kaliper. Seal yang sudah mengeras atau robek memungkinkan udara luar tersedot masuk saat tuas rem dilepaskan. Begitu pula saat level minyak rem di tabung reservoir dibiarkan terlalu rendah hingga berada di bawah batas minimal, udara akan dengan mudah terhisap masuk ke dalam lubang master rem saat motor melaju di jalanan yang tidak rata atau saat dilakukan pengereman.

3. Solusi praktis dengan teknik bleeding rem

Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)
Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)

Solusi utama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan teknik bleeding, yaitu proses membuang udara keluar dari sistem pengereman. Langkah ini dimulai dengan membuka tutup tabung reservoir dan memastikan minyak rem terisi penuh. Selanjutnya, selang kecil transparan dipasang pada baut pembuangan (bleeder nipple) di kaliper rem untuk melihat aliran cairan. Tuas rem dipompa berkali-kali lalu ditahan kencang, sementara baut pembuangan dibuka sedikit untuk membiarkan minyak dan udara keluar, kemudian ditutup kembali sebelum tuas rem dilepaskan.

Proses ini harus diulang berkali-kali sampai tidak terlihat lagi gelembung udara yang mengalir keluar melalui selang transparan tersebut. Selama proses bleeding, sangat penting untuk terus memantau volume minyak rem di tabung atas agar tidak habis, karena jika kosong, udara akan masuk kembali dan proses harus diulang dari awal. Setelah tuas rem kembali terasa padat dan keras, baut pembuangan dikencangkan dengan kuat dan tutup reservoir dipasang kembali. Melakukan pengecekan rutin pada kondisi selang dan mengganti minyak rem setiap dua tahun sekali akan sangat efektif mencegah kembalinya masalah angin palsu ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in Automotive

See More

4 Faktor Penentu Biaya Servis Mobil Bekas yang Perlu Diketahui

24 Des 2025, 20:05 WIBAutomotive