Jakarta, IDN Times - KM 0 Sentul, Jawa Barat, menjadi salah satu destinasi para goweser pencinta tanjakan. Sebab tanjakan menuju KM 0 Sentul gak hanya curam, tapi juga panjang seolah gak ada ujungnya.
Karena itu untuk melahap tanjakan ini gak boleh asal. Sebab ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar bisa sampai ke puncak KM 0 tanpa pingsan.
Goweser wajib memastikan sepeda dalam kondisi baik. Salah satu komponen yang tak boleh abai dicek adalah pengereman.
Pasalnya, goweser tak hanya akan menanjak, tapi juga akan menghadapi turunan saat kembali dari KM 0. Karena itu diperlukan sistem pengereman yang mumpuni.
Selain itu siapkan juga emergency tool kit khusus buat sepeda, seperti penambal ban portable, ban cadangan, hingga set kunci L.
Kamu juga wajib memastikan kondisi fisikmu sedang prima. Sebab ada lima tanjakan menuju KM 0 Sentul, masing-masing punya jarak menanjak 1 hingga 2 km.
Goweser harus memerhatikan kekuatan jantung. Sangat disarankan menggunakan heart rate monitor supaya tetap bisa mengontrol performa jantung. Sebab jalur menanjak akan membuat jantung dan pernapasan bekerja lebih berat.
Selain itu, jangan lupa menjaga tubuh tetap terhidrasi. Hindari kebiasaan menunggu sampai kerongkongan kering untuk minum air.
Istrahatlah ketika tubuh terasa kelewat lelah. Ini berlaku baik ketika gowes sendiri atau ketika gowes dengan kelompok. Pesepeda berkelompok tak boleh gengsi untuk bilang ke anggota lain untuk rehat sejenak.
Selama di perjalanan menuju KM 0, goweser bisa rehat di warung atau kafe yang ada di sana sambil menikmati indahnya kawasan Sentul.
Pengetahuan dan kemampuan menerapkan teknik menanjak berkontribusi menentukan kesuksesan melahap tanjakan. Perhatikan pemilihan gigi. Kamu bisa memilih gigi yang lebih ringan ketika mendekati tanjakan dan secara bertahap turunkan lagi gigi dengan cepat dan mulus.
Pesepeda harus menahan diri agar tidak menghabiskan tenaga di awal tanjakan. Ini bisa menyebabkan diri cepat lelah karena energi sudah banyak terbuang di bawah.
Teknik mengayuh juga penting ketika melaju di tanjakan. Tidak ada satu irama kayuhan tertentu yang bisa digeneralisasi untuk semua pesepeda. Mengayuh terlalu lambat menimbulkan banyak tekanan pada otot kaki, tetapi mengayuh terlalu cepat akan menguras tenaga dan meningkatkan detak jantung serta pernapasan.