Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret pengendara motor di jalan raya (unsplash.com/Leonie Clough)
potret pengendara motor di jalan raya (unsplash.com/Leonie Clough)

Intinya sih...

  • Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat memiliki tingkat kecelakaan tertinggi dengan 99 kematian dan 86 luka berat antara 2016-2019.

  • Jalan Cakung–Cilincing Raya, Jakarta Utara dikenal sebagai jalur padat kendaraan berat dengan angka kecelakaan per kilometer yang tinggi.

  • Simpang Semanggi dan Gatot Subroto, Jakarta Pusat–Selatan memiliki struktur jalan kompleks yang membingungkan dan rawan tabrakan.

Jakarta sebagai pusat aktivitas ekonomi dan sosial Indonesia tak lepas dari padatnya lalu lintas harian. Di balik hiruk-pikuk itu, tersembunyi fakta mengkhawatirkan: angka kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Beberapa ruas jalan dan wilayah bahkan dikenal sebagai titik rawan kecelakaan karena banyaknya insiden fatal yang terjadi di sana.

Dari data berbagai sumber resmi, diketahui beberapa nama jalan yang perlu diwaspadai oleh pengendara motor maupun mobil. Mengetahui titik rawan ini sangat penting, bukan untuk menimbulkan ketakutan, tapi agar pengguna jalan lebih waspada dan bisa mengambil langkah preventif saat melewati area-area tersebut.

1. Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat

potret pengendara motor berhenti di jalan raya (unsplash.com/Bùi Hoàng Long)

Jalan Daan Mogot menempati posisi teratas sebagai jalan dengan tingkat kecelakaan tertinggi di Jakarta Barat. Berdasarkan data dari penelitian Universitas Mercu Buana, tercatat 99 orang meninggal dunia, 86 luka berat, dan 85 luka ringan akibat kecelakaan di ruas jalan ini antara tahun 2016 hingga 2019. Tingginya volume kendaraan, kombinasi kendaraan besar dan kecil, serta banyaknya persimpangan liar diduga menjadi penyebab utama.

2. Jalan Cakung–Cilincing Raya, Jakarta Utara

Truk milik PT Siba Surya (commons.wikimedia.org/MDACES)

Ruas jalan ini dikenal sebagai jalur padat kendaraan berat seperti truk dan kontainer. Berdasarkan studi dari Kepolisian Lalu Lintas Jakarta Utara, Jalan Cakung–Cilincing Raya memiliki angka kecelakaan per kilometer yang tinggi. Banyaknya titik blind spot dan kurangnya penerangan malam hari membuat risiko bertambah besar, terutama bagi pengendara roda dua. Seringnya kecelakaan membuat jalur satu ini kerap dijuluki jalur tengkorak oleh warga sekitar.

3. Simpang Semanggi dan Gatot Subroto, Jakarta Pusat–Selatan

Halte TransJakarta Semanggi. (IDN Times/Herka Yanis)

Simpang Semanggi memang terlihat modern dan teratur, namun struktur flyover dan cloverleaf yang kompleks bisa membingungkan, terutama bagi mereka yang tidak hafal jalur. Salah ambil ramp bisa berujung pada manuver mendadak yang menyebabkan kecelakaan. Jalan Gatot Subroto di sekitarnya juga terkenal padat dan rawan tabrakan, terutama saat jam pulang kerja.

4. Kecamatan Cengkareng, wilayah dengan fatalitas tertinggi

ilustrasi jalan raya (pexels.com/Afif Ramdhasuma)

Menurut laporan WartaBank dan Jasa Raharja, Cengkareng adalah kecamatan dengan kasus kecelakaan paling banyak di Jakarta Barat pada tahun 2025, dengan 232 kasus tercatat hanya dalam waktu lima bulan. Angka ini jauh di atas wilayah lain seperti Kebon Jeruk dan Palmerah. Faktor utama diyakini berasal dari pelanggaran lalu lintas dan kendaraan yang tidak laik jalan.

5. Jakarta Timur, Wilayah dengan total kecelakaan tertinggi

ilustrasi jalan raya ramai (pexels.com/Anh Tuan)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Jakarta Timur mengalami 2.698 kasus kecelakaan sepanjang 2022, dengan 74 orang meninggal dunia. Wilayah ini merupakan salah satu daerah dengan lalu lintas campuran antara jalan arteri, akses tol, dan permukiman padat. Kondisi jalan yang sempit di beberapa titik dan tingginya mobilitas warga memperburuk situasi.

So, dari data yang ada, terlihat jelas bahwa jalan-jalan tertentu di Jakarta menyimpan risiko tinggi kecelakaan. Faktor seperti padatnya kendaraan, struktur jalan yang rumit, dan ketidakdisiplinan pengemudi memperparah kondisi tersebut. Pengguna jalan diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, mematuhi aturan lalu lintas, serta memeriksa kondisi kendaraan secara berkala agar terhindar dari bahaya di jalanan yang rawan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team