Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kekurangan Tombol Digital di Dashboard: Canggih Tapi Gak Fungsional!

interior kabin Kia EV9 (kia.com)
Intinya sih...
  • Layar sentuh pada dashboard mobil dianggap kurang praktis karena membutuhkan perhatian visual saat digunakan, meningkatkan risiko gangguan konsentrasi pengemudi.
  • Tombol digital rentan terhadap gangguan sistem infotainment yang dapat mengakibatkan kehilangan akses ke fungsi penting dan membuat layar tidak merespons dengan baik.
  • Beberapa pengemudi menganggap tombol digital terlalu rumit, membingungkan, tidak intuitif, mudah meninggalkan bekas sidik jari, rentan terhadap goresan, dan silau saat terkena sinar matahari langsung.

Tombol digital di dashboard mobil kini semain menjamur. Banyak mobil baru dibekali denganlayar sentuh berukuran besar sebagai pusat kendali, menggantikan tombol-tombol fisik konvensional. Kesan yang ditampilkan memang mewah, bersih, dan futuristik.

Namun, di balik tampilan yang keren itu, tombol digital seringkali dianggap kurang praktis, terutama saat mobil sedang dikendarai. Berikut adalah beberapa kekurangan utama dari tombol digital di dashboard mobil.

1. Kurang praktis saat berkendara

ilustrasi headunit mobil (pexels.com/Viralyft)

Kelemahan paling nyata dari tombol digital adalah penggunaannya yang membutuhkan perhatian visual. Berbeda dengan tombol fisik yang bisa diraba tanpa melihat, layar sentuh mengharuskan pengemudi untuk mengarahkan pandangan ke layar agar bisa memilih menu atau menekan bagian yang tepat. Ini tentu saja meningkatkan risiko gangguan konsentrasi saat berkendara.

Misalnya, untuk sekadar mengecilkan volume atau menyalakan AC, pengemudi harus menyentuh layar, membuka menu tertentu, lalu memilih opsi, sebuah proses yang lebih panjang dibandingkan hanya memutar kenop atau menekan tombol. Ini menjadi tantangan besar bagi kenyamanan dan keselamatan.

2. Bergantung pada sistem elektronik dan perangkat lunak

Ilustrasi transmisi (toyota.astra.co.id)

Karena tombol digital berjalan lewat sistem infotainment, semua fungsi tergantung pada stabilitas perangkat lunak. Jika sistem mengalami error, lag, atau hang, maka pengemudi bisa kehilangan akses ke fungsi penting seperti pengaturan suhu, sistem audio, hingga pencahayaan. Hal ini tentu tidak terjadi pada tombol fisik yang bekerja secara langsung dan mekanis.

Dalam beberapa kasus, gangguan kecil pada sistem bisa membuat layar tidak merespons dengan baik. Ini tidak hanya mengganggu pengalaman berkendara, tapi juga bisa membahayakan jika fungsi penting seperti defogger atau lampu darurat tidak bisa diakses dengan cepat.

3. Tidak semua pengguna nyaman dengan sistem layar sentuh

Ilustrasi mobil listrik (Pexels/ I'm Zion)

Tidak semua pengemudi, terutama generasi yang terbiasa dengan mobil konvensional, merasa nyaman menggunakan layar sentuh untuk mengatur mobil. Beberapa orang menganggap layar digital terlalu rumit, membingungkan, dan tidak intuitif. Bahkan bagi pengguna yang paham teknologi pun, pengalaman menggunakan layar di dalam mobil sering kali tidak seefisien menggunakan tombol manual.

Selain itu, layar sentuh mudah meninggalkan bekas sidik jari, rentan terhadap goresan, dan bisa silau saat terkena sinar matahari langsung. Semua ini membuat penggunaan tombol digital menjadi kurang ideal dalam kondisi tertentu.

So, meskipun tombol digital di dashboard mobil memberikan kesan modern dan elegan, ada banyak kekurangan yang patut dipertimbangkan. Dari segi kenyamanan, keamanan, hingga ketergantungan pada sistem elektronik, tombol digital belum bisa sepenuhnya menggantikan kepraktisan tombol fisik.

Beberapa pabrikan mulai menyadari hal ini dan mencoba menghadirkan kombinasi keduanya dengan menggabungkan tampilan futuristik dengan fungsi yang tetap ergonomis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us