Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)
Ilustrasi rem motor (wahanahonda.com)

Minyak rem sering diabaikan saat melakukan perawatan motor. Padahal, cairan ini berperan vital dalam sistem pengereman hidrolik. Ia bertugas menghantarkan tekanan dari tuas rem ke kaliper atau master rem, agar kendaraan bisa berhenti dengan tepat saat dibutuhkan. Sayangnya, banyak pengendara tidak menyadari kalau minyak rem juga memiliki masa pakai.

Ketika kualitasnya menurun, performa pengereman bisa terganggu dan bahkan membahayakan keselamatan. Karena itu, mengetahui kapan minyak rem harus diganti tidak selalu mudah, karena cairan ini bekerja secara tersembunyi. Tidak ada indikator langsung seperti lampu peringatan di dashboard, sehingga satu-satunya cara adalah dengan mengenali gejala-gejala yang muncul dari perilaku rem. Jika diabaikan, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah serius dan merusak komponen pengereman lainnya.

1. Rem terasa ngempos atau kurang menggigit

Ilustrasi rem motor (freepik.com/freepik)

Salah satu gejala paling umum bahwa minyak rem sudah tidak layak pakai adalah rem terasa ngempos atau kosong saat tuas ditekan. Artinya, tekanan dari tuas rem tidak langsung diteruskan ke sistem pengereman. Saat ini terjadi, rem menjadi tidak responsif dan butuh waktu lebih lama untuk menghentikan motor, bahkan meskipun tuas rem sudah ditekan penuh.

Kondisi ini disebabkan oleh kadar air yang tinggi dalam minyak rem. Seiring waktu, minyak rem akan menyerap kelembaban dari udara. Air ini mengurangi titik didih cairan, sehingga saat suhu tinggi tercapai, uap air terbentuk dan menghambat tekanan hidrolik. Akibatnya, pengereman menjadi lemah atau bahkan gagal sepenuhnya dalam kondisi ekstrem.

2. Warna minyak rem berubah menjadi keruh atau gelap

Ilustrasi Rem Motor (pexels.com/ArtHouse Studio)

Cairan minyak rem yang masih dalam kondisi baik biasanya berwarna bening atau kuning muda. Seiring waktu, karena oksidasi dan kontaminasi, warna cairan ini akan berubah menjadi keruh, kecoklatan, atau bahkan kehitaman. Warna yang gelap menandakan bahwa minyak rem telah terkontaminasi oleh serpihan logam, karet, dan kandungan air yang tinggi.

Kamu bisa memeriksa kondisi ini langsung dari tabung reservoir minyak rem yang umumnya terletak di dekat setang atau di samping rem belakang. Jika warna minyak terlihat kotor dan tidak lagi transparan, itu pertanda kuat bahwa cairan tersebut sudah tidak layak pakai dan harus diganti secepatnya.

3. Rem terasa keras atau berdecit saat digunakan

ilustrasi mengganti oli rem motor (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Minyak rem yang sudah menurun kualitasnya juga bisa membuat rem terasa keras saat ditekan, atau bahkan mengeluarkan bunyi mencicit yang tidak biasa. Tekanan yang seharusnya mengalir lancar menjadi tersendat karena viskositas minyak berubah. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan bagian dalam sistem rem seperti piston kaliper menjadi lengket atau lambat merespons.

Selain itu, minyak rem yang tidak diganti dalam waktu lama bisa mempercepat kerusakan pada seal karet di dalam sistem. Seal yang mengeras atau retak bisa menimbulkan kebocoran tekanan dan memicu bunyi-bunyi aneh saat rem bekerja. Jika sudah sampai tahap ini, bukan hanya minyak rem yang harus diganti, tetapi juga komponen lainnya yang rusak.

So, mengganti minyak rem motor bukanlah hal yang rumit, tetapi sangat krusial untuk menjaga keselamatan. Begitu muncul gejala seperti rem ngempos, warna cairan berubah, atau tuas rem terasa tidak nyaman, itu saatnya melakukan penggantian. Jangan tunggu sampai rem benar-benar gagal berfungsi di jalan. Perawatan sederhana seperti mengganti minyak rem secara rutin bisa menyelamatkan nyawa dan mencegah kerusakan yang lebih mahal di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team