Motor asal India mulai banyak masuk ke pasar Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Merek seperti TVS, Bajaj, dan bahkan beberapa model Hero sempat mencoba peruntungan di tanah air. Namun, meskipun mesin mereka dikenal tangguh dan harga kompetitif, sebagian besar produk ini gagal merebut hati masyarakat Indonesia. Alasannya tidak hanya soal merek, tetapi lebih kepada desain yang dianggap tidak cocok dengan selera pengendara Indonesia yang sangat sensitif terhadap gaya.
Jika diperhatikan, desain motor India cenderung menonjolkan fungsi ketimbang bentuk. Bentuk bodi sering kali terasa kaku, proporsi tangki dan buritan tidak seimbang, serta lampu depan memiliki gaya yang aneh di mata konsumen lokal. Padahal, di Indonesia, desain menjadi faktor utama dalam keputusan membeli motor—bahkan lebih penting daripada performa mesin. Maka tidak heran, ketika model seperti Bajaj Pulsar 180 atau TVS Apache RTR masuk pasar, banyak yang menilai tampilannya “kurang luwes” dan “berat dilihat”.