Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi motor mogok (unsplash.com/John Canelis)
ilustrasi motor mogok (unsplash.com/John Canelis)

Intinya sih...

  • Koil racing butuh dukungan komponen lain seperti busi berkualitas dan CDI yang mampu menampung percikan api besar.

  • ECU pada motor injeksi biasanya dibatasi pabrik, sehingga perlu remap ECU atau mengganti dengan ECU racing untuk merasakan efek koil racing.

  • Peningkatan performa motor memerlukan penyesuaian di banyak bagian, termasuk suplai bahan bakar, sistem pendinginan, dan mesin itu sendiri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pemilik motor mengganti koil standar dengan koil racing dengan harapan tarikan motor jadi lebih enteng dan responsif. Koil racing memang dikenal mampu menghasilkan percikan api yang lebih besar dan stabil, sehingga dipercaya bisa meningkatkan tenaga mesin. Tapi kenyataannya, banyak yang kecewa karena motor tetap terasa biasa saja, bahkan tak ada perubahan berarti.

Lalu, kenapa hal ini bisa terjadi? Apakah koil racing hanya sekadar gaya-gayaan? Atau ada komponen lain yang belum mendukung kinerjanya?

1. Koil racing butuh dukungan komponen lain

potret koil pengapian (hondacengkareng.com)

Koil racing memang punya kemampuan lebih dalam menghasilkan tegangan tinggi. Tapi itu saja tidak cukup. Percikan api yang dihasilkan akan sia-sia jika tidak didukung komponen lain, seperti busi berkualitas (misalnya busi iridium atau platinum). Busi standar kadang tidak mampu menampung percikan api besar, sehingga performanya tetap biasa.

Selain itu, CDI (pengatur pengapian) juga memegang peran penting. CDI standar pabrik biasanya punya batasan dalam mengatur waktu pengapian. Jadi, meski koil sudah diganti, kalau CDI-nya masih standar, hasilnya tidak akan maksimal. Begitu juga dengan sistem bahan bakar. Kalau karburator atau injeksinya belum disesuaikan ulang, tambahan tenaga dari koil racing tidak akan terasa.

2. ECU masih dibatasi pabrik

potret ECU Honda BeAT (hondacengkareng.com)

Untuk motor injeksi, terutama yang masih dalam kondisi standar, biasanya ECU (Electronic Control Unit) dikunci atau diatur agar tetap dalam batas aman. ECU akan menyesuaikan tenaga mesin supaya irit dan ramah lingkungan. Jadi, walaupun kamu sudah ganti koil racing, ECU bisa saja “memotong” tenaga tambahan itu supaya mesin tetap sesuai setelan pabrik.

Inilah sebabnya kenapa pada beberapa motor, terutama matic dan sport injeksi, koil racing tidak menunjukkan efek besar. Untuk merasakan hasilnya, kamu perlu melakukan remap ECU atau mengganti dengan ECU racing yang bisa diatur sesuai kebutuhan performa.

3. Harapan tinggi, tapi tuning kurang

ilustrasi bengkel motor (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Banyak orang berpikir bahwa mengganti satu komponen saja bisa langsung bikin motor jadi kencang. Padahal, peningkatan performa motor butuh penyesuaian di banyak bagian. Koil racing hanyalah satu bagian dari sistem pengapian. Untuk hasil maksimal, kamu juga perlu menyetel ulang suplai bahan bakar, sistem pendinginan, bahkan mesin itu sendiri.

Tanpa tuning yang tepat, motor memang akan tetap terasa biasa, malah bisa lebih boros BBM karena percikan api besar tidak seimbang dengan suplai bahan bakar.

So, ganti koil racing tidak otomatis membuat motor jadi lebih kencang. Koil hanya salah satu dari banyak komponen yang saling terhubung. Untuk benar-benar merasakan peningkatan performa, kamu perlu melakukan upgrade secara bertahap dan menyeluruh, termasuk busi, CDI, sistem bahan bakar, dan ECU.

Kalau cuma ingin coba-coba atau sekadar gaya, tidak masalah, tapi jangan berharap hasil luar biasa tanpa melakukan tuning yang sesuai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team