Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi boncengan tiga (unsplash.com/Tron Le)
ilustrasi boncengan tiga (unsplash.com/Tron Le)

Intinya sih...

  • Anak dibonceng tanpa memakai helm. Kesalahan paling umum dan sering dianggap sepele, padahal kecelakaan bisa terjadi kapan saja.

  • Posisi duduk anak yang tidak aman. Anak bisa kehilangan keseimbangan atau terlempar saat motor mengerem mendadak.

  • Membonceng lebih dari satu anak. Bisa memengaruhi keseimbangan motor dan membuat pengereman tidak maksimal.

Mengantar anak naik sepeda motor sudah biasa bagi banyak orang tua di Indonesia, terutama untuk jarak dekat seperti ke sekolah, ke warung, atau sekadar jalan sore. Tapi, di balik kebiasaan yang tampak sederhana ini, sering kali ada kesalahan yang dilakukan tanpa disadari oleh orang tua. Padahal, kesalahan ini bisa berakibat sangat fatal.

Sayangnya, karena sudah terbiasa, banyak orang tua seperti menormalkan kesalahan-kesalahan ini. Nah, berikut beberapa kesalahan yang sering disepelekan oleh orang tua saat mereka membanceng anaknya naik motor.

1. Anak dibonceng tanpa memakai helm

Ilustrasi boncengan 3 (Unsplash.com/Patrick McGregor)

Ini adalah kesalahan paling umum dan sering dianggap sepele. Banyak orang tua yang memakai helm untuk diri sendiri, tapi membiarkan anak tanpa helm karena jaraknya dekat atau “anaknya rewel kalau pakai helm”. Padahal, kecelakaan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, bahkan di jalan kompleks rumah. Lebih parah lagi, ada yang memakaikan helm dewasa ke anak, padahal ukuran yang tidak pas justru bisa membahayakan kepala anak saat terjadi benturan.

2. Posisi duduk anak yang tidak aman

ilustrasi boncengan motor (pexels.com/Nam Phong Bùi)

Ada orang tua yang membiarkan anak berdiri di depan, duduk menyamping, atau bahkan berdiri di footstep belakang motor. Ini sangat berisiko, karena anak bisa kehilangan keseimbangan, terjepit, atau terlempar saat motor mengerem mendadak. Anak kecil belum punya refleks dan kekuatan otot yang cukup untuk menjaga posisi stabil di atas motor. Apalagi jika orang tua tidak memegangi anak dengan benar, risikonya sangat besar.

3. Membonceng lebih dari satu anak

ilustrasi naik motor boncengan (pexels.com/Maksim Romashkin)

Pernah melihat motor dengan satu orang tua, dua anak kecil, dan tas besar tergantung di samping? Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal beban berlebih yang bisa memengaruhi keseimbangan dan kendali motor. Banyak orang tua tidak menyadari bahwa setiap tambahan beban bisa mengurangi kestabilan motor, membuat pengereman tidak maksimal, dan memperbesar kemungkinan kecelakaan.

4. Tidak memperhatikan perlindungan pakaian anak

ilustrasi membonceng anak naik motor (pexels.com/Shiva Kumar Reddy)

Kadang anak hanya dibonceng dengan celana pendek, sandal jepit, atau bahkan tanpa jaket saat udara dingin. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal keselamatan. Kulit yang terbuka lebih rentan terhadap luka jika terjadi gesekan atau kecelakaan ringan. Sandal juga sangat rawan tersangkut di gear atau knalpot motor, dan bisa berakibat fatal.

5. Menganggap anak akan diam dan tenang selama perjalanan

ilustrasi membonceng anak naik motor (pexels.com/Stephen Leonardi)

Banyak orang tua menganggap anak akan otomatis duduk diam selama dibonceng. Padahal anak-anak, apalagi yang masih balita, cenderung mudah bosan dan bisa tiba-tiba bergerak, menoleh, atau bahkan tertidur. Gerakan yang tidak terduga ini bisa memengaruhi keseimbangan motor dan membuat pengendara kehilangan kontrol.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team