Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi MotoGP (Pexels/jilu jily)

Balapan motor dan mobil, seperti Formula 1 dan MotoGP, bukan semata tentang kecepatan tinggi dan teknologi kendaraan, tetapi juga soal batas fisik manusia. Sebab setiap pembalap pasti akan menghadapi efek G-force atau gaya gravitasi.

G-force adalah gaya yang dirasakan tubuh saat mengalami percepatan atau perlambatan. Dalam dunia balap, G-force dapat memberikan tekanan ekstrem pada tubuh pembalap, yang akan sangat memengaruhi performa dan keselamatan mereka.

Apa itu G-force, seperti apa efeknya pada tubuh pembalap, dan bagaimana mereka mengatasi tantangan tersebut?

1. Mengenal G-Force

Ilustrasi MotoGP (Pexels/ Cipriano Fernandes)

G-force mengacu pada percepatan yang dirasakan tubuh. Dalam balapan, pembalap akan menghadapi G-force yang tinggi ketika sedang berakselerasi secara mendadak yang mengakiatkan tubuh terdorong ke belakang.

Efek G-force juga akan dialami pembalap ketika sedang mengerem secara mendadak yang membuat tubuh tertarik ke depan. Situasi lain yang membuat pembalap mengalami G-force adalah ketika mereka melewati tikungan dengan kecepatan tinggi, yang membuat tubuh terdorong ke samping secara ekstrem.

Misalnya, seorang pembalap dapat menghadapi hingga 5-6G saat menikung atau mengerem. Ini berarti tubuh mereka merasakan beban lima hingga enam kali lipat berat tubuh mereka. Tekanan ini tidak hanya dirasakan pada otot, tetapi juga organ dalam, tulang, dan aliran darah.

2. Efek G-Force pada tubuh

Ilustrasi MotoGP (Pexels/Wayne Lee)

G-force akan memberikan dampak yang sangat besar pada tubuh pembalap, terutama dalam balapan dengan kecepatan tinggi dan durasi panjang. Beberapa efek yang paling sering dirasakan adalah tekanan pada leher dan kepala.

Helm yang digunakan pembalap memiliki berat sekitar 1,2-1,5 kg. Dalam kondisi G-force 5G, maka berat helm bisa terasa seperti 6-7 kg. Karena itu otot leher harus bekerja keras untuk menahan tekanan ini, terutama saat menikung tajam dengan kecepatan tinggi.

Selain itu efek G-force yang tinggi juga dapat mengurangi aliran darah ke otak, menyebabkan gangguan penglihatan seperti tunnel vision atau penglihatan menyempit dan bahkan blackout alias kehilangan kesadaran. Risiko ini meningkat saat pembalap menghadapi perlambatan mendadak.

Tekanan g-force yang terus-menerus selama balapan menyebabkan otot tubuh, terutama leher, punggung, dan lengan, cepat lelah. Hal ini dapat memengaruhi konsentrasi dan refleks pembalap, yang sangat krusial untuk keselamatan mereka.

3. Cara pembalap menyiasati efek G-force

Ilustrasi MotoGP (Pexels/Wayne Lee)

Karena itu tidak sembarangan orang bisa menjadi pembalap MotoGP atau Formula 1. Sebab, selain harus memiliki keahlian mengemudi yang di atas rata-rata, para pembalap juga harus memiliki fisik yang prima. Untuk itu mereka harus secara rutin menjalani latihan fisik secara khusus.

Para pembalap harus melatih otot leher menggunakan alat khusus untuk memperkuat daya tahan terhadap g-force lateral. Selain itu, latihan kekuatan inti dan daya tahan kardiovaskular juga perlu dilakukan untuk membantu menjaga stabilitas tubuh dan konsentrasi selama balapan.

Cara lain menyisati efek G-force adalah dengan menggunakan teknologi. Pada mobil balap modern terdapat kursi ergonomis yang menopang tubuh pembalap secara optimal. Selain itu, perangkat HANS (Head and Neck Support) juga digunakan untuk melindungi leher dari cedera serius saat pengereman mendadak atau tabrakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team