Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Motor Sering Diguyur Hujan Tapi Gak Langsung Dicuci, Ini Akibatnya

illustrasi motor kehujanan (pexels.com/Jonathan Cooper)
Intinya sih...
  • Karat menyerang bagian logam
  • Cat motor cepat kusam dan terkelupas
  • Komponen listrik bisa konslet

Motor yang dibiarkan terus-menerus terkena hujan tanpa dicuci bukan hanya sekadar masalah tampilan. Meskipun tampak sepele, kebiasaan seperti ini perlahan merusak bagian-bagian penting dari motor, baik di bagian luar maupun komponen dalam yang tidak terlihat langsung oleh mata. Air hujan mengandung zat asam dan kotoran yang dapat menempel kuat di permukaan bodi maupun sela-sela mesin. Jika dibiarkan mengering sendiri, kandungan asam ini bisa mempercepat proses korosi atau karat.

Seringkali orang menganggap bahwa air hujan sama saja seperti air biasa, padahal kenyataannya berbeda. Air hujan yang tercampur polusi dari udara bisa menyebabkan kerusakan kimiawi yang cukup serius pada logam dan cat motor. Semakin lama motor dibiarkan tanpa dicuci setelah terkena hujan, maka semakin tinggi pula risiko kerusakan yang harus ditanggung. Daripada menyesal di kemudian hari, lebih baik memahami risiko apa saja yang mengintai jika motor dibiarkan kotor setelah hujan.

1. Karat menyerang bagian logam

illustrasi motor kehujanan (pexels.com/Anil Donoji)

Air hujan yang menempel pada rangka, baut, maupun bagian logam lainnya bisa menjadi penyebab utama timbulnya karat. Apalagi jika motor disimpan dalam keadaan basah atau berada di tempat yang lembap. Karat tidak muncul dalam satu malam, tetapi seiring waktu akan muncul bercak-bercak kecil berwarna kecokelatan yang bisa menyebar dan menggerogoti kekuatan struktur logam. Ini bisa memengaruhi kekokohan rangka dan komponen motor secara keseluruhan.

Banyak pemilik motor menganggap bahwa karat adalah hal wajar, padahal jika dibiarkan, karat bisa mengakibatkan baut menjadi sulit dibuka, suspensi kehilangan fungsi, bahkan potensi kecelakaan meningkat. Karat pada bagian tertentu seperti rem atau gir juga bisa memengaruhi performa motor saat dikendarai. Hal ini membuat motor terasa berat atau tidak stabil, terutama saat hujan kembali turun dan jalanan menjadi licin. Mencegah karat jauh lebih murah daripada memperbaiki kerusakan yang sudah parah.

2. Cat motor cepat kusam dan terkelupas

illustrasi sepeda motor (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)

Air hujan yang dibiarkan mengering di permukaan cat bisa meninggalkan noda membandel yang sulit dibersihkan. Terlebih lagi jika air hujan tersebut mengandung polutan tinggi dari udara kota, efeknya terhadap cat motor menjadi lebih agresif. Lapisan pelindung cat bisa menipis secara perlahan, membuat warna motor jadi tampak pudar dan kehilangan kilau alaminya. Kalau sudah seperti ini, motor tampak lebih tua dari usianya yang sebenarnya.

Cat yang mulai rusak akan lebih mudah terkelupas saat terkena goresan kecil atau tekanan ringan. Dalam jangka panjang, bagian bodi yang terbuka bisa langsung bersentuhan dengan udara dan air, mempercepat munculnya karat di bawah permukaan cat. Biaya perawatan cat motor termasuk mahal, apalagi jika harus melakukan pengecatan ulang. Daripada mengeluarkan biaya tambahan untuk estetika, lebih baik mencegahnya sejak awal dengan mencuci motor setelah hujan.

3. Komponen listrik bisa konslet

illustrasi motor mati (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Motor zaman sekarang umumnya sudah menggunakan sistem kelistrikan yang cukup kompleks, mulai dari sistem pengapian hingga panel instrumen digital. Air hujan yang merembes masuk ke sela-sela mesin bisa menyebabkan konektor listrik menjadi lembap dan rentan konslet. Jika tidak segera dikeringkan atau dibersihkan, kerusakan bisa merembet ke bagian lain yang lebih vital. Ini membuat motor bisa mendadak mati di tengah jalan atau sulit dinyalakan saat pagi hari.

Kabel-kabel yang terbuka atau sistem sensor yang terkena air menjadi titik rawan gangguan kelistrikan. Masalah seperti lampu yang berkedip sendiri, klakson mati, atau starter elektrik tidak berfungsi bisa saja muncul akibat rembesan air hujan. Jika masalah ini terjadi secara berulang, maka komponen listrik harus diganti dan itu membutuhkan biaya yang gak sedikit. Mencuci dan mengeringkan motor usai hujan adalah langkah preventif yang sangat efektif untuk mencegah masalah serius pada sistem kelistrikan.

4. Rem dan kampas jadi kurang pakem

illustrasi mengendarai motor (pexels.com/Akhil s Nair)

Salah satu bagian motor yang paling terpengaruh oleh air hujan adalah sistem pengereman. Air yang masuk ke celah kampas rem bisa menyebabkan permukaan kampas menjadi licin dan kehilangan gesekan yang optimal. Akibatnya, daya cengkeram rem terhadap cakram atau tromol jadi menurun, dan ini sangat berbahaya saat berkendara dalam kecepatan tinggi. Risiko tergelincir atau tidak berhenti tepat waktu meningkat secara signifikan.

Jika kondisi ini dibiarkan terus terjadi, kampas rem bisa menjadi aus secara tidak merata dan memperpendek umur pakainya. Suara berdecit atau getaran saat mengerem merupakan tanda awal bahwa sistem pengereman mulai bermasalah. Mencuci motor bukan hanya soal tampilan bersih, tetapi juga menjaga fungsi komponen penting seperti rem tetap dalam kondisi maksimal. Membersihkan kampas rem dari lumpur atau pasir setelah hujan bisa menyelamatkan pengendara dari potensi kecelakaan di jalan.

Membiarkan motor dalam keadaan kotor setelah kehujanan bukanlah hal sepele. Risiko yang muncul bisa berdampak pada keamanan, kenyamanan, dan bahkan biaya perbaikan yang cukup besar. Semakin sering kebiasaan ini dilakukan, semakin cepat pula motor kehilangan performa terbaiknya.

Mulai sekarang, sebaiknya biasakan mencuci motor setelah terkena hujan. Perawatan sederhana seperti ini bisa memperpanjang usia motor sekaligus menjaga tampilan dan fungsinya tetap optimal. Jangan tunggu rusak, karena mencegah selalu lebih baik daripada memperbaiki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us