Bagi para pecinta otomotif, istilah “fuel to fuel” sering muncul dalam ulasan atau pengujian konsumsi bahan bakar mobil. Istilah ini terdengar teknis, namun sebenarnya memiliki arti sederhana dan penting. Metode “fuel to fuel” digunakan oleh banyak reviewer mobil karena dianggap lebih akurat dalam mengukur seberapa efisien sebuah kendaraan mengonsumsi bensin dalam kondisi nyata. Dengan metode ini, hasil pengukuran tidak hanya bergantung pada angka di MID (Multi Information Display), tetapi juga mencerminkan penggunaan bahan bakar di lapangan.
Dalam dunia otomotif, pengujian efisiensi bahan bakar sangat krusial. Sebab, angka konsumsi bensin sering menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan calon pembeli mobil. Oleh karena itu, metode “fuel to fuel” hadir untuk memberikan hasil yang lebih realistis dan dapat dipercaya dibandingkan hanya mengandalkan data pabrikan. Lalu, sebenarnya apa arti “fuel to fuel” dan bagaimana cara kerjanya dalam pengukuran konsumsi bensin?
