Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sering Pakai Gigi Tinggi di Kecepatan Rendah? Ini Efeknya untuk Mobil

illustrasi mengendarai mobil (pexels.com/Vlad Deep)
Intinya sih...
  • Konsumsi bahan bakar boros karena mesin bekerja lebih keras, efisiensi bahan bakar terganggu, dan konsumsi bensin meningkat drastis.
  • Performa mesin terhambat karena respons mesin lamban, pengaruh pada daya tahan mesin, dan akselerasi terasa sulit.
  • Komponen transmisi rentan rusak karena tekanan gear ratio tidak seimbang, sinkronisasi antar komponen transmisi terganggu, dan tarikan mobil terasa berat.

Mengendarai mobil manual memang butuh kepekaan, terutama dalam memilih gigi yang tepat sesuai kecepatan. Sayangnya, masih banyak pengemudi yang terbiasa menggunakan gigi tinggi meskipun laju kendaraan masih tergolong rendah. Sekilas memang terlihat biasa saja, tapi kebiasaan ini punya dampak buruk yang sering kali diabaikan. Padahal, penggunaan gigi yang tidak sesuai bisa memengaruhi performa mobil dalam jangka panjang.

Ketidaksesuaian antara gigi dan kecepatan menyebabkan mesin bekerja lebih keras dari seharusnya. Mesin dipaksa menghasilkan torsi lebih besar, padahal putaran roda belum cukup cepat untuk menopang beban kerja tersebut. Ini bukan cuma membuat mobil terasa berat saat berjalan, tapi juga membuka potensi kerusakan komponen internal. Berikut beberapa efek buruk dari terlalu sering menggunakan gigi tinggi saat kecepatan masih rendah.

1. Konsumsi bahan bakar jadi boros

illustrasi isi bensin (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu dampak paling nyata dari kebiasaan ini adalah pemborosan bahan bakar. Saat mobil berjalan lambat tapi gigi yang digunakan tinggi, mesin membutuhkan lebih banyak tenaga untuk menggerakkan kendaraan. Alhasil, sistem pembakaran jadi tidak efisien karena suplai bahan bakar tidak sesuai kebutuhan torsi. Proses pembakaran pun berjalan lebih lama, dan konsumsi bensin meningkat drastis.

Efisiensi bahan bakar sangat dipengaruhi oleh perpaduan antara putaran mesin dan torsi. Jika keduanya tidak selaras, maka mesin akan bekerja dua kali lebih keras tanpa menghasilkan tenaga yang optimal. Bukan hanya dompet yang terkena dampaknya, tetapi juga lingkungan karena emisi gas buangnya jadi lebih besar. Kebiasaan seperti ini jika terus-menerus dilakukan jelas merugikan dari berbagai sisi.

2. Performa mesin jadi terhambat

illustrasi mengendarai mobil (pexels.com/I'm Zion)

Menggunakan gigi tinggi di kecepatan rendah bisa menghambat respons mesin secara keseluruhan. Mesin jadi terasa lamban, terutama saat butuh akselerasi mendadak seperti saat menyalip atau tanjakan. Ini terjadi karena putaran mesin yang rendah tidak mampu memberikan dorongan tenaga yang cukup, sehingga pedal gas seakan tidak merespons dengan maksimal. Situasi ini tentu menyulitkan pengemudi dan bisa membahayakan di kondisi jalan tertentu.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini juga memengaruhi daya tahan mesin. Komponen seperti piston dan crankshaft bekerja tidak dalam kondisi ideal, sehingga potensi aus lebih cepat. Mesin pun jadi cepat panas karena harus mempertahankan kinerja tinggi pada putaran rendah. Kalau dibiarkan, bukan tidak mungkin mobil mengalami penurunan performa sebelum waktunya.

3. Komponen transmisi rentan rusak

illustrasi servis mobil (pexels.com/cottonbro studio)

Sistem transmisi dirancang untuk bekerja dalam rentang putaran mesin yang sesuai. Saat gigi tinggi dipaksakan di kecepatan rendah, tekanan pada gear ratio jadi tidak seimbang. Akibatnya, gear box bisa mengalami tekanan berlebih yang mempercepat keausan. Selain itu, sinkronisasi antar komponen transmisi jadi terganggu, membuat perpindahan gigi terasa kasar atau tidak mulus.

Kerusakan pada transmisi bukan hanya terasa saat berkendara, tapi juga berdampak besar pada biaya perawatan. Perbaikan komponen transmisi biasanya memerlukan biaya mahal dan waktu pengerjaan cukup lama. Jika transmisi sudah aus atau rusak parah, penggantian komponen bahkan bisa menyamai separuh harga mobil. Hal ini tentunya sangat merugikan, apalagi kalau mobil masih tergolong baru.

4. Tarikan mobil terasa berat

illustrasi mengendarai mobil (pexels.com/JESHOOTS.com)

Tarikan mobil yang berat sering kali jadi sinyal awal bahwa penggunaan gigi tidak sesuai. Saat gigi tinggi digunakan di kecepatan rendah, mesin kesulitan menyalurkan tenaga ke roda. Akibatnya, tarikan mobil terasa berat bahkan ketika pedal gas diinjak cukup dalam. Ini bisa membuat pengemudi merasa tidak nyaman, terutama saat berada di kondisi lalu lintas yang padat dan butuh respons cepat.

Respons lambat ini juga bisa meningkatkan risiko kecelakaan. Saat dibutuhkan reaksi cepat, seperti saat menghindari rintangan atau menyusul kendaraan, mobil bisa kehilangan momen penting karena tenaga tidak cukup. Tarikan berat bukan cuma masalah kenyamanan, tapi juga menyangkut aspek keselamatan berkendara. Apalagi jika mobil digunakan untuk perjalanan jauh atau membawa muatan berat.

Mengemudi dengan cara yang benar bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga soal efisiensi dan keselamatan. Menggunakan gigi sesuai dengan kecepatan adalah salah satu kunci menjaga performa kendaraan tetap optimal. Semakin peka terhadap kondisi mesin, semakin lama pula umur kendaraan bisa bertahan. Jangan biarkan kebiasaan sepele justru membawa kerugian besar di kemudian hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us