Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tanda Shockbreaker Motor Sudah Lemah meski Masih Terasa Empuk

ilustrasi seseorang naik motor
ilustrasi seseorang naik motor (pexels.com/cottonbro studio)

Shockbreaker adalah komponen vital pada motor yang menjaga kenyamanan berkendara. Meskipun terasa empuk saat dikendarai, shockbreaker bisa saja sudah mulai lemah. Kerusakan shockbreaker gak selalu terlihat secara langsung, tetapi dapat memengaruhi kestabilan dan keamanan motor. Banyak pengendara baru menyadari masalah ini ketika kendaraan mulai terasa limbung atau gak stabil. Oleh karena itu, penting mengetahui tanda-tanda shockbreaker mulai lemah meski masih terasa empuk.

Selain memengaruhi kenyamanan, shockbreaker lemah juga berdampak pada performa motor. Ban bisa cepat aus, pengereman kurang maksimal, dan handling menurun. Pemeriksaan rutin dan perhatian terhadap tanda-tanda kerusakan bisa membantu mencegah masalah lebih besar. Dengan mengenali gejala sejak awal, pengendara bisa melakukan perbaikan tepat waktu. Berikut beberapa tanda shockbreaker motor mulai lemah.

1. Motor terasa limbung saat menikung

ilustrasi seseorang naik motor
ilustrasi seseorang naik motor (pexels.com/Kelly)

Motor yang shockbreakernya lemah biasanya terasa limbung saat melewati tikungan. Kendaraan sulit stabil dan cenderung bergoyang meski kecepatan rendah. Gejala ini sering diabaikan karena motor masih terasa empuk saat melewati jalan lurus. Namun, kemampuan shockbreaker menahan guncangan lateral sudah menurun. Mengantisipasi hal ini penting untuk keselamatan berkendara, terutama di jalan berkelok.

Selain itu, limbung saat menikung bisa membuat pengendara lebih cepat lelah karena harus terus menahan setang. Risiko slip atau terjatuh juga meningkat. Jika tanda ini muncul, sebaiknya cek kondisi shockbreaker. Penggantian atau perbaikan dini membantu menjaga stabilitas motor. Motor lebih nyaman dan aman dikendarai dengan shockbreaker yang baik.

2. Terasa oleng saat melewati jalan bergelombang

ilustrasi seseorang mengendarai motor
ilustrasi seseorang mengendarai motor (pexels.com/Atish Kumar Ravi)

Shockbreaker yang mulai lemah membuat motor terasa oleng saat melewati jalan bergelombang atau berlubang. Getaran dan guncangan gak bisa diserap sempurna, sehingga terasa langsung ke pengendara. Hal ini berbeda dengan motor yang shockbreakernya masih optimal, yang mampu meredam guncangan lebih halus. Jalan yang gak rata menjadi indikator penting untuk mengecek kondisi suspensi. Perhatikan gejala oleng untuk mengetahui apakah shockbreaker perlu diganti.

Selain itu, motor yang oleng lebih sulit dikendalikan, terutama saat rem mendadak. Risiko terjatuh meningkat jika gak hati-hati. Pengendara sebaiknya menyesuaikan kecepatan dan tetap waspada saat melewati jalan bergelombang. Pemeriksaan rutin bisa mendeteksi kerusakan lebih awal. Shockbreaker yang baik membuat perjalanan lebih nyaman dan aman.

3. Pantulan motor terlalu tinggi saat melintasi polisi tidur

ilustrasi seseorang mengendarai motor
ilustrasi seseorang mengendarai motor (Jakub Sisulak)

Saat melewati polisi tidur, motor dengan shockbreaker lemah biasanya memantul lebih tinggi. Seharusnya, shockbreaker menyerap sebagian besar energi sehingga pantulan minimal. Pantulan berlebihan menandakan pegas dan peredam kejut sudah gak optimal. Jika dibiarkan, hal ini bisa mempercepat keausan komponen lain seperti ban dan roda. Memperhatikan pantulan saat melewati polisi tidur membantu menilai kondisi shockbreaker.

Selain itu, pantulan tinggi juga membuat pengendara kehilangan kontrol sebentar. Efek ini terutama terasa saat membawa beban berat atau penumpang. Mengganti shockbreaker yang mulai lemah segera akan mencegah masalah lebih serius. Motor tetap stabil dan perjalanan lebih nyaman. Kebiasaan memperhatikan pantulan sederhana bisa menghindarkan risiko kecelakaan.

4. Oli shockbreaker mulai bocor

ilustrasi seseorang mengendarai motor
ilustrasi seseorang mengendarai motor (pexels.com/Márton Novák)

Oli shockbreaker yang bocor adalah tanda jelas kerusakan. Bocornya oli menyebabkan peredam kejut kehilangan efektivitasnya. Motor masih terasa empuk, tetapi kemampuan meredam guncangan berkurang. Oli bocor juga bisa menetes ke ban atau velg, menimbulkan risiko slip. Periksa bagian bawah shockbreaker secara rutin untuk mendeteksi kebocoran lebih awal.

Selain itu, shockbreaker yang bocor menimbulkan bunyi berdecit atau kasar saat motor berjalan. Bunyi ini muncul karena gesekan antara komponen internal yang gak terlumasi dengan baik. Mengganti shockbreaker yang bocor membantu menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara. Pemeliharaan dini mencegah kerusakan menyebar ke komponen lain. Motor tetap responsif dan stabil setelah diperbaiki.

5. Suspensi terasa terlalu empuk atau 'ambrol' saat beban bertambah

ilustrasi seseorang mengendarai motor
ilustrasi mengendarai motor (pexels.com/cnrdmroglu)

Shockbreaker yang mulai lemah terasa sangat empuk saat motor membawa penumpang atau barang berat. Motor cenderung ambrol ke bawah lebih dalam dari biasanya. Hal ini menandakan pegas atau peredam kejut sudah kehilangan elastisitas. Efeknya, kestabilan motor berkurang dan pengereman menjadi kurang optimal. Perhatikan perubahan perilaku suspensi saat beban bertambah untuk menilai kondisinya.

Selain itu, suspensi yang ambrol bisa membuat ban cepat aus karena distribusi beban gak merata. Pengendara juga merasa lebih lelah karena harus menyesuaikan setang motor saat jalan gak rata. Mengganti shockbreaker yang lemah mencegah masalah berlanjut. Motor kembali nyaman dan handling lebih presisi. Kebiasaan memantau perilaku suspensi membantu menjaga keselamatan berkendara.

6. Bunyi aneh saat melewati jalan gak rata

ilustrasi seseorang mengendarai motor
ilustrasi seseorang mengendarai motor (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Shockbreaker yang mulai lemah kadang mengeluarkan bunyi aneh saat motor melewati jalan gak rata. Bunyi decit, ketuk, atau gesekan menandakan komponen internal sudah aus. Motor masih terasa empuk, tetapi suara ini menjadi indikator kerusakan dini. Mengabaikan bunyi bisa menyebabkan kerusakan lebih parah pada suspensi dan komponen lain. Periksa shockbreaker secara rutin jika terdengar bunyi gak normal.

Selain itu, bunyi aneh membuat pengendara mudah panik atau terganggu konsentrasinya. Risiko salah manuver atau hilang kontrol lebih tinggi jika gak diantisipasi. Mengatasi masalah sejak awal lebih mudah dan murah dibanding menunggu kerusakan parah. Shockbreaker yang sehat membuat motor lebih tenang dan nyaman dikendarai. Pemeriksaan bunyi sederhana ini bisa menghindarkan risiko keselamatan.

7. Motor terasa limbung saat berhenti dan menekan rem

ilustrasi seseorang mengendarai motor
ilustrasi motor (pexels.com/Gijs Coolen)

Shockbreaker lemah juga bisa membuat motor terasa limbung saat berhenti, terutama saat menekan rem. Bagian depan atau belakang motor cenderung turun lebih dalam daripada normal. Hal ini menandakan suspensi gak mampu menahan beban statis dengan baik. Pengendara harus lebih hati-hati karena kestabilan motor saat berhenti terganggu. Memperhatikan gejala ini membantu mengetahui kapan shockbreaker perlu diganti.

Selain itu, limbung saat berhenti meningkatkan risiko motor jatuh, terutama di jalan miring atau permukaan licin. Pengendara perlu menyesuaikan posisi dan menahan setang lebih kuat. Mengganti shockbreaker yang sudah lemah membuat motor kembali stabil saat berhenti. Ini juga menjaga keamanan pengendara dan penumpang. Motor tetap nyaman digunakan sehari-hari dengan shockbreaker yang optimal.

Shockbreaker motor yang mulai lemah bisa tetap terasa empuk, tetapi tanda-tanda kerusakan bisa diamati melalui perilaku motor. Dari motor limbung saat menikung, oleng di jalan bergelombang, pantulan tinggi di polisi tidur, oli bocor, suspensi ambrol saat beban bertambah, bunyi aneh, hingga limbung saat berhenti, semua merupakan indikator penting. Memperhatikan gejala ini membantu pengendara mengambil tindakan sebelum kerusakan memburuk. Perawatan rutin dan pemeriksaan dini membuat motor tetap nyaman dan aman dikendarai. Langkah sederhana memantau kondisi shockbreaker berdampak besar pada keselamatan dan performa motor.

Selain itu, mengganti shockbreaker yang mulai lemah akan memperpanjang umur komponen lain seperti ban, roda, dan pegas. Motor menjadi lebih stabil, nyaman, dan responsif di semua kondisi jalan. Kesadaran pengendara dalam merawat suspensi penting untuk keselamatan jangka panjang. Dengan memerhatikan tanda-tanda kerusakan sejak dini, pengendara bisa menghindari kecelakaan dan biaya perbaikan besar. Perawatan kecil sehari-hari menghasilkan pengalaman berkendara yang lebih aman dan menyenangkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo Sy
EditorAtqo Sy
Follow Us

Latest in Automotive

See More

Kenapa Bau dari Luar Masuk ke Mobil Padahal Jendela Sudah Tertutup?

08 Des 2025, 12:05 WIBAutomotive