1.225 Bangunan Bakal Terdampak Buffer Zone Depo Plumpang

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengungkapkan pembangunan buffer zone Depo Plumpang sudah pernah direncanakan pada 2009 lalu. Namun, rencana tersebut tak kunjung dieksekusi.
Nicke menjelaskan buffer zone direncanakan dibuat dalam radius 100 meter. Namun, rencana itu tak langsung dieksekusi, entah apa alasannya.
"Sebetulnya ini sudah pernah direncanakan ketika terjadi kebakaran di Plumpang tahun 2009, direncanakan untuk membangun buffer zone ini 100 meter waktu itu," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (16/3/2023).
1. Buffer zone harus dibangun segera
Dia menyebut, buffer zone merupakan hal yang penting untuk dibangun. Sebab, operasional di Depo Plumpang akan terus berjalan. Pihaknya saat ini sedang melakukan perhitungan.
"Ini sebetulnya hanya bom waktu saja, setiaps saat bisa terjadi (insiden) karena memang berisiko tinggi dan begitu dekat dengan warga. Jadi, buffer zone ini menjadi suatu hal yang harus dilakukan segera untuk keamanan," tuturnya.
2. Berdasarkan kalkulasi ada 1.225 bangunan akan terdampak
Dalam paparannya, ada 1.225 bangunan terdampak rencana pembangunan buffer zone di Depo Plumpang. Hal itu berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Sucofindo.
Rinciannya, 722 bangunan terdampak pembangunan buffer zone Plumpang, dan 533 bangunan terdampak Elnusa. Itu berdasarkan hitungan awal terkini.
"Karena harus dipastikan luasnya pastinya, rumah terdampak berapa, yang hitung bukan kami," kata VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, ditemui usai RDP.
3. Ada 9.234 KK yang menempati kawasan Depo Plumpang
Nicke mengatakan, dari total lahan di kawasan Depo Plumpang seluas 153 hektare (ha) 81,6 ha lahan dikuasai oleh penghuni tanpa hak. Hanya 71,9 ha lahan yang dikuasai oleh Pertamina.
Pada 2017 lalu telah dilakukan inventarisasi terhadap 81,6 hektare lahan tersebut yang dilakukan oleh PT Surveyor Indonesia.
Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan, tercatat ada sekitar 34.707 orang dengan jumlah 9.234 KK yang menempati area tersebut. Menurut Nicke, saat ini sudah lebih banyak lagi warga yang tinggal di situ.
"Jadi ada RT dan RW di situ. Jadi kami mendata 2017 ini berdasarkan data-data baik kelurahan maupun RT/RW sehingga kami bisa menghitung jumlah KK pada saat tahun 2017 tersebut," tambahnya.