ilustrasi grafik pertumbuhan ekonomi (pexels.com/Monstera)
Jokowi mengawali kepemimpinannya dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,79 persen pada 2015. Realisasi ini melambat dibanding tahun sebelumnya sebesar 5,02 persen.
Perekonomian Indonesia jika diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp11.540,8 triliun. Sementtara PDB per kapita sebesar 3.377,1 dolar AS.
Di akhir periode pertama pemerintahan Jokowi, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,02 persen. Raihan ini juga turun dari capaian 2018, yang berada di level 5,17 persen.
Jika berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku, perekonomian Indonesia mencapai Rp15.833,9 triliun dan PDB per kapita mencapai 4.174,9 dolar AS.
Namun pada 2020, ekonomi Indonesia pun tak berhasil bangkit atau mengalami kontraksi -2,07 persen. Kontraksi ini disebabkan oleh pandemik COVID-19 yang menyebabkan menurunnya semua aktivitas ekonomi.
Pada 2021, ekonomi Indonesia bangkit perlahan ke level 3,69 persen. Setahun setelahnya atau pada 2022, ekonomi Indonesia naik ke level 5,3 persen.
Kemudian pada 2023, ekonomi Indonesia melambat lagi menjadi 5,05 persen, dengan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp20.892,4 triliun dan PDB per kapita Rp75 juta atau 4.919,7 dolar AS.
Selanjutnya, pada kuartal I-2024, ekonomi tumbuh 5,11 persen. Sayangnya, kembali anjlok ke 5,05 persen pada kuartal II -2024.