Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi ekspor-impor. (Dok. Kementerian Keuangan)

Intinya sih...

  • Trump menaikkan tarif impor produk Indonesia sebesar 32 persen sebagai balasan terhadap defisit perdagangan AS terhadap Indonesia yang mencapai 18 miliar dolar AS pada 2024.
  • Nilai ekspor Indonesia ke AS melonjak hampir 48 persen dalam lima tahun terakhir, dengan komoditas tekstil dan rajutan menjadi produk utama yang diekspor ke AS.

Jakarta, IDN Times - Indonesia ikut masuk dalam daftar negara yang kena pungutan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump mengenakan tarif resiprokal atau timbal balik untuk Indonesia sebesar 32 persen. 

Mengutip data perdagangan Gedung Putih yang dilansir The New York Times, defisit perdagangan AS terhadap Indonesia mencapai 18 miliar dolar AS pada 2024. Pangsa impor produk Indonesia di AS tercatat kurang dari 1 persen.

Data tersebut menjadi dasar keputusan Trump untuk menaikkan tarif impor produk dari Indonesia.

1. Nilai ekspor Indonesia ke AS naik 48 persen dalam 5 tahun terakhir

ilustrasi pabrik tekstil (pexels.com/Pixabay)

Nilai ekspor Indonesia ke AS melonjak hampir 48 persem dalam lima tahun terakhir dari 17,84 miliar dolar AS pada 2019 menjadi 26,31 miliar dolar AS pada 2024.

Komoditas tekstil dan rajutan menjadi salah satu produk yang paling besar diekspor ke negeri Paman Sam. Oleh karena itu, AS sering dijadikan surga ekspor untuk produk tekstil dan rajutan Indonesia. 

2. Daftar produk RI dengan ekspor terbesar ke AS

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Januari-Desember 2024, berikut komoditas Indonesia yang paling sering diekspor ke AS:

  1. Mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85), nilainya 4,18 miliar dolar AS
  2. Pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61), nilainya 2,48 miliar dolar AS
  3. Alas kaki (HS 64) nilainya 2,39 miliar dolar AS
  4. Pakaian dan aksesori pakaian yang tidak dirajut atau dikait (HS 62) nilainya 2,1 miliar dolar AS
  5. Lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), nilainya 1,78 miliar dolar AS
  6. Karet dan barang dari karet (HS 40), nilainya 1,68 miliar dolar AS 
  7. Perabotan dan alat penerangan (HS 94), nilainya 1,43 miliar dolar AS
  8. Ikan dan udang (HS 03), nilainya 1,09 miliar dolar AS 
  9. Mesin dan peralatan mekanis (HS 84), nilainya 1,01 miliar dolar AS 
  10. Olahan dari daging dan ikan (HS 16), nilainya 788 juta dolar AS
  11. Kayu laminasi (HS 44), nilainya 733 juta dolar AS
  12. Kopi, teh (HS 09), nilainya 455,77 juta dolar AS 
  13.  Kimia dasar organik (HS 29), nilainya 415 juta dolar AS
  14. Kendaraan dan aksesori (HS 87), nilainya 254,8 juta dolar AS
  15. Besi dan baja (HS 72), nilainya 231 juta dolar AS

3. Dampak rambatan kebijakan Trump bakal pengaruhi ekonomi Indonesia

ilustrasi ekspor impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai kenaikan tarif resiprokal yang diumumkan Trump akan berdampak signifikan ke ekonomi Indonesia.

Dia mengatakan, dampak itu bukan sekadar karena ekspor Indonesia ke AS yang hanya 10,5 persen dari total ekspor nonmigas, tapi dampak yang dirasakan dari spillover effect terhadap ekspor negara lain juga besar.

"Dengan tarif resiprokal 32 persen maka sektor otomotif dan elektronik Indonesia diujung tanduk," ujar Bhima kepada IDN Times, Kamis (3/4/2025).

Ia menjelaskan, total ekspor produk otomotif Indonesia pada 2023 ke AS mencapai 280,4 juta dolar AS setara Rp4,64 triliun (dengan asumsi kurs 16.600 per dolar As). Rata-rata pertumbuhan ekspor produk otomotif ke AS pada periode 2019-2023 mencapai 11 persen.

"Pertumbuhan bisa jadi negatif begitu ada kenaikan tarif yang luar biasa," ucapnya.

Editorial Team