Ekonom yang juga pahlawan nasional dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, RP Soeroso (dok. Kemensos)
Raden Panji (RP) Soeroso merupakan pahlawan nasional dari kalangan ningrat. Meskipun berasal dari keluarga bangsawan, RP Soeroso tetap tak mau berdiam diri melihat penjajahan yang dialami oleh bangsa Indonesia.
Untuk itu, sejak usia 15 tahun dia bergabung dalam perkumpulan Boedi Oetomo. Setelah memulai perjuangan dari Boedi Oetomo, RP Soeroso diangkat menjadi Presiden Sarekat Islam Probolinggo dan Krakasan pada 1915 atau pada usia 22 tahun.
RP Soeroso kemudian menitikberatkan gerakan yang dipimpinnya untuk memperbaiki perekonomian rakyat yang kala itu porak poranda akibat penjajahan yang dilakukan oleh Belanda.
Selang dua tahun kemudian atau tepatnya pada 1917, RP Soeroso dipilih menjadi anggota gemeenterad Probolinggo. Pria kelahiran Porong, Sidoarjo tersebut kemudian menjadi salah satu pendiri Organisasi Kepegawaian yang kala itu bernama Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri (P.V.P.N).
Kiprah perjuangan RP Soeroso pun berlanjut ketika dia menjadi anggota Volskraad atau Dewan Rakyat Hindia-Belanda. Sebagai seorang ekonom dan pejuang, RP Soeroso dengan lantang mengkritik kebijakan ekonomi yang dilakukan Pemerintah Hindia-Belanda dalam sidang Volksraad.
Dia juga menolak kebijakan pajak landrente atau sistem sewa tanah yang diterapkan Pemerintah Hindia-Belanda di Sumatera Barat.
Setelah Indonesia merdeka, RP Soeroso diberikan berbagai tanggung jawab di pemerintahan seperti menjadi gubernur Jawa Tengah.
Kemudian, dari masa Kabinet Moh.Nasir hingga 1956, RP Soeroso mendapatkan kepercayaan untuk mengisi beberapa pos menteri seperti Menteri Perburuhan, Menteri Urusan Pegawai, Menteri Sosial, dan Menteri Pekerjaan Umum.
RP Soeroso juga dikenal sebagai sosok Bapak Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia. RP Soeroso kemudian meninggal dalam usia 87 tahun pada 16 Mei 1981 di Jakarta dan saat ini jasadnya dimakamkan di Mojokerto, Jawa Timur.