Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana di Bank Indonesia Wilayah Sumsel (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia mengeluarkan 5 gebrakan untuk menguatkan perekonomian Indonesia akibat ketidakpastian global yang disebabkan virus corona.

"Kondisi ini kemudian menekan pasar keuangan dunia dan memberikan tekanan depresiasi cukup tajam pada banyak mata uang global, termasuk Indonesia," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (2/3).

Apa saja 5 gebrakan itu?

1. Tingkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan

IDN Times/Holy Kartika

Bank Indonesia meningkatkan intensitas intervensi di pasar keuangan atau yang disebut triple intervention. Langkah ini dilakukan agar nilai tukar Rupiah bergerak sesuai dengan fundamentalnya dan mengikuti mekanisme pasar.

"Bank Indonesia akan mengoptimalkan strategi intervensi di pasar Domestic Non Delivery Forward (DNDF) pasar spot dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) guna meminimalkan risiko peningkatan volatilitas nilai tukar Rupiah," kata Perry.

2. Menurunkan rasio Giro Wajib Minimum

IDN Times / Auriga Agustina

Penurunan GWM Valuta Asing Bank Umum Konvensional dan Syariah menjadi 4 persen dari yang sebelumnya 8 persen. Kebijakan ini berlaku mulai 16 Maret 2020.

"Penurunan rasio GWM Valas tersebut akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan sekitar US$3,2 miliar dan sekaligus mengurangi tekanan di pasar valas," ujar Perry.

3. Penurunan GWM rupiah 50 bps untuk genjot ekspor-impor

Ilustrasi barang pengiriman. IDN Times/Prayugo Utomo)

Perry juga mengatakan pihaknya akan menurunkan GWM Rupiah sebesar 50 basis poin (bps) yang ditujukan kepada bank-bank yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor-impor. Kebijakan ini akan diimplementasikan mulai 1 April 2020 untuk berlaku selama 9 bulan dan sesudahnya dapat dievaluasi kembali.

"Diharapkan dapat mempermudah kegiatan ekspor-impor melalui biaya yang lebih murah," ucapnya.

4. Perluasan underlying transaksi

Ilustrasi uang (IDN Times/Mela Hapsari)

Keempat, Bank Indonesia akan memperluas jenis underlying transaksi bagi investor asing. Sehingga dapat memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan rupiah.

"Investor-investor ini kami yakini komitmennya tetap kuat di Indonesia sekarang, tentu saja karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," ujar Perry.

Underlying transaksi adalah kegiatan yang mendasari pembelian atau penjualan valuta asing terhadap rupiah.

5. Investor global dapat gunakan kustodi global

Ilustrasi (IDN Times/Mia Amalia)

Bank Indonesia menegaskan bahwa investor global dapat menggunakan bank kustodi global dan domestik dalam melakukan kegiatan investasi di Indonesia.

"Tidak harus semuanya dengan bank custody global. Bisa domestik, tergantung praktik bisnisnya masing-masing. Sebagian investor telah gunakan itu," kata Perry.

Baca artikel menarik lainnya di IDN App. Unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Editorial Team