Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi transaksi ekonomi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada kuartal II-2024, yakni hanya 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dan 3,79 persen secara kuartalan (qtq). Hal itu tidak lepas dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh tipis pada periode tersebut.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, konsumsi rumah tangga cuma tumbuh 0,02 persen menjadi 4,93 persen yoy. Jika dibandingkan dengan konsumsi kuartal I-2024, capaian pada kuartal II-2024 cenderung lebih rendah.

Konsumsi pada tiga bulan pertama 2024 tumbuh lebih tinggi karena adanya pembayaran tunjangan hari raya (THR) dan juga realisasi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).

Konsumsi rumah tangga yang tumbuh tipis sejalan dengan menurunnya daya beli masyarakat sepanjang kuartal II-2024.

Berikut ini sejumlah faktor penyebab menurunnya daya beli masyarakat seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Inflasi

IDN Times

Penyebab pertama menurunnya daya beli masyarakat adalah inflasi tinggi. Inflasi tinggi membuat harga barang dan jasa naik serta mengurangi kekuatan uang.

Jika inflasi tinggi terjadi secara cepat dan tidak terkontrol, tabungan dan penghasilan masyarakat dapat terkikis. Hal itu berimbas kepada masyarakat yang enggan melakukan pembelian barang atau jasa.

2. Ketidakstabilan ekonomi

Ilustrasi grafik (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketidakstabilan ekonomi bisa menjadi penyebab menurunnya daya beli masyarakat.

Ketidakstabilan ekonomi mampu memunculkan krisis seperti resesi. Hal tersebut pun kerap mengarah pada pengurangan pendapatan dan lapangan pekerjaan.

3. Fluktuasi harga energi

Ilustrasi harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Fluktuasi harga energi seperti minyak dan gas menjadi faktor penyebab menurunnya daya beli masyarakat berikutnya.

Harga energi yang naik turun akan berdampak pada biaya produksi dan transportasi. Hal itu sering kali diteruskan kepada konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.

4. Kebijakan moneter ketat

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Penyebab daya beli masyarakat yang menurun berikutnya adalah kebijakan moneter ketat.

Hal itu lantaran suku bunga tinggi yang diterapkan oleh bank sentral untuk mengendalikan inflasi dapat mengurangi pinjaman dan investasi.

Selain itu juga bisamemperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi daya beli.

5. Ketimpangan pendapatan

ilustrasi orang kaya (pexels.com/kingzubby)

Ketimpangan pendapatan juga bisa jadi penyebab menurunnya daya beli masyarakat.

Peningkatan ketimpangan pendapatan bisa menyebabkan sebagian besar kekayaan hanya terkonsentrasi pada segelintir orang.

Di sisi lain, mayoritas masyarakat yang pendapatannya rendah justru kehilangan daya beli.

6. Fluktuasi nilai tukar mata uang

ilustrasi rupiah melemah (IDN TImes/Aditya Pratama)

Naik turunnya kurs atau nilai tukar mata uang bisa menjadi penyebab menurunnya daya beli masyarakat.

Nilai tukar mata uang yang tidak stabil dapat mempengaruhi harga impor dan ekspor dan berujung pada kemampuan daya beli di berbagai negara.

7. Perubahan teknologi dan otomatisasi

Pexels/Pavel Danilyuk

Hadirnya teknologi dan otomatisasi juga mampu menurunkan daya beli masyarakat.

Teknologi maju yang diiringi otomatisasi akan menyebabkan kehilangan pekerjaan dalam beberapa sektor.

Hal itu akan membuat masyarakat mengalami penurunan pendapatan dan daya beli masyarakat yang terkena PHK perlahan juga ikut menurun.

Editorial Team