Jakarta, IDN Times - Sebanyak 79 persen dari pengguna Pertalite sudah mendaftarkan QR Code MyPertamina. QR Code tersebut digunakan untuk mendata pengguna Pertalite, yang nantinya menjadi dasar untuk penetapan skema penyaluran BBM bersubsidi.
“Sistem ini akan sangat berguna nanti apabila pemerintah telah mengambil keputusan mengenai subsidi tepat," kata Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Wiko Migantoro dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (3/12/2024).
Sementara itu, untuk pengguna biosolar yang juga BBM bersubsidi sepenuhnya menggunakan QR Code. Artinya, seluruh pengguna biosolar sudah terdata di MyPertamina.
Saat ini, Pertamina masih mendata pengguna LPG 3 kilogram (kg). Wiko mengatakan, baru 53,6 juta orang yang sudah mendaftarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk membeli LPG 3 kg.
“Untuk LPG sudah 53,6 juta, di mana 85 persennya adalah untuk sektor rumah tangga," ucap Wiko.
Hingga Oktober 2024, Pertamina telah menyalurkan 39,7 juta kiloliter (KL) BBM bersubsidi. Angka tersebut akan bertambah sampai akhir tahun. Adapun target penyaluran BBM bersubsidi hingga akhir 2024 ialah sebanyak 48,6 juta KL.
"Sampai dengan Oktober kita sudah menyalurkan BBM-PSO 39,7 (juta KL) dan kita harapkan di akhir tahun 48,6 juta kiloliter," tutur Wiko.
Adapun penjualan BBM nonsubsidi seperti Pertamax hingga Pertamax Turbo telah mencapai 37,2 KL, 95 persen dari target penjualan hingga akhir tahun yakni 39,1 juta KL.
Untuk penyaluran LPG 3 kg, selama periode Januari-Oktober 2024 sudah mencapai 6,9 juta ton. Angka tersebut mencakup 83,13 persen dari target penyaluran LPG bersubsidi yakni 8,3 juta ton hingga akhir 2024.
"Demikian juga dengan yang PSO baik LPG maupun non-PSO. Yang PSO LPG akhir tahun akan 8,3 juta ton,” ujar Wiko.