Dorong UKM Tembus Pasar Ekspor, Kemenkeu Lanjutkan Program PKE UKM

Dengan PKE UKM, UKM miliki akses untuk mengembangkan usaha

Jakarta, IDN Times -- Dalam bukunya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia, Tulus Tambunan menyebutkan pada 1997/1998 saat terjadi krisis ekonomi global yang mengakibatkan Indonesia mengalami inflasi berlebihan, sektor UMKM masih mampu bertahan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong pengembangan dan penguatan sektor UMKM sebagai motor ekonomi rakyat dan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. 

Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, sektor usaha kecil dan menengah (UKM) memainkan peran penting dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan diversifikasi ekonomi negara. Pemerintah berfokus pada program-program yang mendukung UMKM, baik yang telah dilaksanakan pada masa pandemi maupun program baru yang bersifat sustainable. Kebangkitan sektor UMKM diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Di lain sisi, APBN 2024 berperan sebagai instrumen penting untuk mendukung berbagai agenda pembangunan, termasuk akselerator pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang salah satunya dengan mendorong ekspor. Peningkatan ekspor UKM adalah salah satu contoh nyata bagaimana pemerintah menggunakan APBN 2024 untuk menyediakan sumber daya finansial kepada UKM.

1. Program PKE UKM merupakan bentuk kehadiran negara kepada para pelaku usaha berorientasi ekspor

Dorong UKM Tembus Pasar Ekspor, Kemenkeu Lanjutkan Program PKE UKMPemerintah akan terus melanjutkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) untuk dimanfaatkan pelaku usaha berorientasi ekspor. (dok. Kemenkeu)

Dengan peran yang efektif dalam alokasi sumber daya APBN untuk mendorong ekspor UKM, pemerintah berpotensi menciptakan dampak positif yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja, dan membantu UKM berkembang serta bersaing di pasar global yang semakin kompleks.

Untuk itu, guna menggerakkan roda ekspor yang lebih besar, pemerintah akan terus melanjutkan program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) untuk dimanfaatkan pelaku usaha berorientasi ekspor. 

“Program PKE UKM merupakan bentuk kehadiran negara melalui Kementerian Keuangan RI yang diberikan kepada LPEI sebagai bentuk dukungan APBN kepada para pelaku usaha berorientasi ekspor. Dengan PKE UKM, UKM berorientasi ekspor memiliki akses yang lebih mudah ke pembiayaan, penjaminan, asuransi ekspor, dan jasa konsultasi,” kata Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi.

Sejak 2021 hingga September 2023 dukungan APBN melalui program PKE UKM telah mencapai Rp924 miliar yang dimanfaatkan oleh lebih dari 120 pelaku UKM pada lebih dari 30 produk ke lebih dari 40 negara tujuan ekspor. Untuk tahun 2024, program ini akan terus berlanjut dan diharapkan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

Dirancang khusus untuk mendukung UKM berorientasi ekspor, program PKE UKM dapat membantu mengatasi hambatan permodalan yang kerap menjadi hambatan utama UKM, sehingga ke depannya para pelaku UKM terus memiliki daya saing pada pasar internasional dan menjadi bagian dari rantai pasok global (global value chain).

Baca Juga: Kemenkeu Pastikan Anggaran Pendidikan Rp660,8 Triliun Tepat Sasaran

2. Kisah Astin Atsna, salah satu pelaku UKM berorientasi ekspor yang merasakan manfaat PKE UKM

Dorong UKM Tembus Pasar Ekspor, Kemenkeu Lanjutkan Program PKE UKMProduk gula kelapa CV Hugo Inovasi yang telah menembus 10 negara. (dok. Kemenkeu)

Salah satu pelaku UKM berorientasi ekspor yang merasakan manfaat PKE UKM hingga berhasil masuk ke pasar ekspor adalah Astin Atsna, pemilik CV Hugo Inovasi. Berawal dari pengusaha konstruksi, Astin kini beralih menjadi eksportir gula kelapa. Perjalanan bisnis itulah yang kini dilalui oleh sosok perempuan tangguh di balik CV Hugo Inovasi yang memutuskan untuk merintis bisnis di bidang produksi kelapa organik pada tahun 2019.

Pengalaman Astin di industri gula kelapa dimulai sejak tahun 2012, ketika dia mulai memberikan pendampingan kepada para petani gula kelapa lokal. Astin meningkatkan kompetensi para petani gula kelapa agar mereka dapat meningkatkan produksi dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan mereka.

Seiring berjalannya waktu, Astin melihat peluang bisnis yang lebih baik. Dia menyadari bahwa gula kelapa tidak hanya dapat memenuhi pasar lokal, tetapi juga berpotensi menembus pasar ekspor. Dari pengalaman pendampingan tersebut, Astin akhirnya mendirikan CV Hugo Inovasi pada tahun 2019 dengan tujuan melakukan ekspor perdana.

“Saat ini, kami melakukan pendampingan kepada sekitar 1.000 petani binaan, memberikan dukungan berupa pelatihan, penyediaan alat-alat produksi, dengan harapan petani dapat diversifikasi produk, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk,” kata Astin.

Pendampingan yang dilakukan Astin telah memberikan hasil yang sangat positif. Petani yang tadinya hanya menghasilkan barang mentah berupa nira, kini juga mampu menghasilkan produk bernilai tambah seperti gula cetak, gula cair dan gula kristal.

Untuk dapat sukses menembus pasar ekspor, Astin selalu memperhatikan kualitas produknya. Dia telah membangun sistem quality control yang bertugas untuk menjaga kualitas produk. Ia sendiri turun langsung memantau kondisi produk di tingkat petani dan melakukan pendampingan yang diperlukan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga.

“Selain memberikan pendampingan, kami melakukan pertemuan secara berkala untuk berbagi pengetahuan dan wawasan dengan petani untuk menjaga kualitas produk. Pendampingan yang kami lakukan juga ternyata dapat meningkatkan pendapatan petani gula kelapa hingga 30 persen,” katanya.

Hasilnya, produk gula kelapa buatannya sangat diminati oleh pasar internasional. Produk gula kelapa asal Banyumas ini telah menembus 10 negara, seperti  Amerika Serikat, Spanyol, Ghana, Inggris, Arab Saudi, Bahrain, Singapura, Korea Selatan, Hong Kong, Malaysia, dan Australia. Hingga saat ini, lebih dari 90 persen penjualan CV Hugo Inovasi berasal dari ekspor.

3. Selain mendapatkan pembiayaan, pelaku UKM juga dapat berkonsultasi lewat PKE UKM

Dorong UKM Tembus Pasar Ekspor, Kemenkeu Lanjutkan Program PKE UKMProduk gula kelapa CV Hugo Inovasi yang telah menembus 10 negara. (dok. Kemenkeu)

Astin bercerita keberhasilan ini tidak lepas dari kecermatan dalam melihat peluang bisnis, kerja keras, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah memanfaatkan pembiayaan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui program Penugasan Khusus Ekspor untuk mendukung sektor Usaha Kecil dan Menengah Berorientasi Ekspor (PKE UKM).

Pembiayaan dari LPEI digunakan sebagai modal kerja untuk memenuhi permintaan buyer dari luar negeri serta meningkatkan kapasitas produksi mereka.

“Kehadiran LPEI di tengah-tengah pelaku UKM seperti kami ini sangat membantu. Selain mendapatkan pembiayaan dari LPEI, kami juga dapat berkonsultasi misalnya bagaimana dalam menyusun laporan keuangan yang baik,” ujar Astin.

Ia berharap dukungan yang diberikan LPEI ini dapat meningkatkan kapasitas usaha, memperluas akses pasar, sehingga upayanya untuk terus merangkul lebih banyak petani lokal dapat terus berlangsung serta kesejahteraan mereka dapat terus meningkat. (WEB)

Baca Juga: Jaga Kualitas Pelayanan, Kemenkeu Tetapkan Arah Kebijakan PNBP 2024

Topik:

  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya