Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-03 at 15.02.12 (2).jpeg
Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono usai memimpin rapat koordinasi (rakor) rencana restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • AHY belum merinci penggunaan APBN di kereta cepat

  • Terus koordinasi dengan pihak China dan Danareksa

  • Tawarkan opsi pemisahan operasional dan burden sharing

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah menyampaikan kemungkinan keterlibatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sebagai bagian dari solusi untuk menyelesaikan masalah yang melanda Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY mengatakan hal tersebut sebagai komitmen negara hadir untuk mencarikan solusi.

"Ya (mengenai opsi dananya) itulah nanti yang akan saya sampaikan, bahwa pemerintah, APBN juga pasti akan menjadi bagian," kata AHY di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta usai rapat terbatas dengan Presiden Prabowo Subianto, Senin (3/11/2025).

1. AHY belum merinci penggunaan APBN di kereta cepat

Ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Meskipun memastikan peran APBN, AHY belum merinci secara spesifik penggunaan dana tersebut. Menurutnya, seperti halnya di banyak negara lain, sektor infrastruktur transportasi, khususnya kereta, merupakan ranah di mana negara harus hadir.

"Tetapi untuk secara spesifiknya nanti akan kami sampaikan pada kesempatan yang lain. Yang jelas kita tadi berbicara infrastruktur, seperti halnya di banyak negara, infrastruktur transportasi, termasuk kereta, itu juga tentunya negara hadir di situ," paparnya.

2. Terus koordinasi dengan pihak China dan Danantara

Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono usai memimpin rapat koordinasi (rakor) rencana restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. (IDN Times/Trio Hamdani)

AHY memastikan kementeriannya akan terus berkoordinasi dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Secara khusus, AHY juga terus berkomunikasi dengan pihak China.

Seperti diketahui, Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan hasil kerja sama antara Indonesia dan China melalui konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). China terlibat sebagai penyedia teknologi, pendanaan, dan konstruksi

"Saya akan terus berkoordinasi dengan Danantara dan nanti secara teknis dan pelaksanaannya akan kita tentukan berikutnya. Tetapi saya secara khusus juga terus berkomunikasi dengan pihak Tiongkok juga," ujarnya.

3. Tawarkan opsi pemisahan operasional dan burden sharing

Stasiun kereta cepat Whoosh (Dok. KCIC)

Saat ditanya mengenai maksud penggunaan APBN, AHY menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari pengembangan konsep. Terdapat sejumlah opsi yang sedang dikaji, di mana salah satunya adalah memisahkan antara pengelolaan infrastruktur dan operasional.

AHY menjelaskan pemisahan itu bertujuan agar operasional dapat fokus pada profit, sementara pengelolaan infrastruktur juga bisa berjalan dengan baik.

Lebih lanjut, dia mengutarakan rencana untuk menerapkan konsep sharing responsibility atau burden sharing (pembagian beban) untuk mengatasi masalah ini.

"Nah, harapannya sama-sama bisa berjalan dengan baik. Begitu, dan ada bisa dikatakan sharing responsibility atau burden sharing," tambahnya.

Editorial Team