Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AHY Laporkan ke Prabowo Hasil Rembuk Masalah Utang Kereta Cepat

WhatsApp Image 2025-11-03 at 15.02.12 (1).jpeg
Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono usai memimpin rapat koordinasi (rakor) rencana restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • Hasil rapat Whoosh langsung dilaporkan ke Prabowo.
  • AHY tak mau terburu-buru ke China untuk negosiasi.
  • China sepakat restrukturisasi tapi tunggu Prabowo teken keppres.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono bertolak ke Istana setelah memimpin rapat koordinasi (rakor) membahas rencana restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh.

Rakor tersebut dihadiri sejumlah pejabat tinggi, termasuk Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi, serta Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rionald Silaban.

Berdasarkan pantauan IDN Times, para pejabat tersebut bubar meninggalkan Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) IPK sekira pukul 14.00 WIB, disusul oleh AHY yang bergegas di Istana sekira pukul 14.25 WIB.

"Saya mau ke Istana dulu ditunggu Pak Presiden," kata AHY kepada jurnalis di kantornya, Jakarta, Senin (3/11/2025).

1. Hasil rapat Whoosh langsung dilaporkan ke Prabowo

WhatsApp Image 2025-10-20 at 15.46.59 (4).jpeg
Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025). (IDN Times/Ilman Nafi'an)

AHY menjelaskan dokumen hasil pertemuan mengenai restrukturisasi Whoosh akan segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto. Dia menekankan pihaknya akan memohon arahan dan petunjuk langsung dari Kepala Negara terkait langkah selanjutnya.

Dia menegaskan, rapat hari ini belum tentu memutuskan skema final. Semua opsi yang telah dibahas dan dihimpun dari berbagai kementerian/lembaga terkait, akan diserahkan terlebih dahulu kepada Presiden.

"Tentunya nanti akan kami mohon arahan-arahan dan petunjuk Bapak Presiden. (Keputusannya) kita laporkan dulu ke Pak Presiden," paparnya.

2. AHY tak mau terburu-buru ke China untuk negosiasi

WhatsApp Image 2025-11-03 at 15.02.12 (2).jpeg
Menko IPK Agus Harimurti Yudhoyono usai memimpin rapat koordinasi (rakor) rencana restrukturisasi utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. (IDN Times/Trio Hamdani)

Saat disinggung mengenai kemungkinan adanya rencana kunjungan ke China untuk melakukan negosiasi terkait utang Whoosh, AHY menyatakan akan mempertimbangkan situasi terlebih dahulu. Dia menegaskan semua rencana penyelesaian utang harus dibahas dan disiapkan dengan matang dan rapi di tingkat internal pemerintah sebelum melangkah ke negosiasi dengan Negeri Tirai Bambu.

"Saya lihat situasi dulu. Ini harus kita bahas dengan rapi dulu semuanya," sebutnya.

3. China sepakat restrukturisasi tapi tunggu Prabowo teken keppres

Screenshot_20251030_170204_Instagram.jpg
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan. (Instagram/luhut.pandjaitan)

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyampaikan proses restrukturisasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung telah disepakati dengan pihak China. Luhut mengatakan proses restrukturisasi kini menunggu keputusan presiden (keppres) diteken Presiden Prabowo Subianto agar tim resmi dapat segera melakukan negosiasi.

Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu menilai, pergantian pemerintahan beberapa waktu lalu membuat pembentukan tim tersebut terlambat.

"Sekarang perlu nunggu keppres, supaya timnya segera berunding, dan sementara China-nya sudah bersedia kok, gak ada masalah," kata Luhut dalam agenda "1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Manfaat QRIS buat Pemilik Bisnis, Bye-bye Cash!

03 Nov 2025, 21:00 WIBBusiness