Energi Hijau PLN Lewat PLTS Terapung Terbesar di ASEAN

PLTS Waduk Cirata diresmikan Presiden Jokowi

Jakarta, IDN Times  – Udara pengap dan makin panas adalah contoh nyata pemanasan global. Makin mustahil dimitigasi. Bertindak segera dan kongkrit dalam menjaga lingkungan kian mendesak. Salah satu sosok yang sangat menyadari hal tersebut adalah Darmawan Prasodjo, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Dalam program video #RealTalk bersama pemimpin redaksi IDN Times, Uni Lubis, Darmawan mengajak menengok Waduk Cirata di Purwakarta, Jawa Barat,  lokasi PLTS (Pembangkit Energi Tenaga Solar) terapung terbesar di Asia Tenggara.  Saat kunjungan yang berlangsung pada 8 September 2023 itu, Darmawan bercerita banyak mengenai isu perubahan iklim global, pentingnya penggunaan energi baru dan terbarukan, serta apa yang kita sebagai komunitas dapat lakulan untuk menanganinya.

Ternyata, PLN bukan cuman penyedia listrik, tetapi juga banyak berupaya dalam memitigasi global warming, lho. Penasaran, gak? Yuk, kita simak apa kata bos PLN itu!

Baca Juga: Diresmikan Jokowi: PLTS Terapung Cirata Jadi Terbesar Ketiga di Dunia

1. Transformasi PLN dari penyedia listrik menjadi penyedia lindungan terhadap lingkungan

Energi Hijau PLN Lewat PLTS Terapung Terbesar di ASEANPLTS Cirata jadi PLTS terbesar di ASEAN (IDN Times/Fauzan, Reynaldy Wiranata, Gilang Pandutanaya)

Menurut Darmawan, PLN  ingin berperan melindungi lingkungan. Ini bagian penting transformasi bisnis PLN.

“Listrik hanya menjadi by product kami. Dulu fokus kita adalah pembangkit listrik berbasis batu bara, sebagiannya menggunakan gas. Ke depannya kita akan memiliki skill set yang berorientasi pada masa depan, di antaranya seperti energy storage system, pembangkit berbasis digitalization, dan energi solar.”

Wawancara dilakukan di tepi Waduk Cirata.

Terkait halnya ucapan presiden Joko Widodo (Jokowi) di KTT COP2026, Glasgow dua tahun yang lalu, mengenai keinginannya untuk mewujudkan Net Zero Carbon sebelum 2026, PLN mengecualisasikan hal tersebut dengan mengarahkan fokus ke pembangunan mesin-mesin pembangkit energi terbarukan seperti panel solar dan kincir angin dengan skala yang lebih besar, demi mengurangi emisi gas kaca.

Sebelum 2040, objektif PLN adalah untuk menaikkan penggunaan energi terbarukan hingga 75 persen. Jika hal tersebut tercapai, pengeluaran emisi CO2 akan turun dari 600 juta ton ke 300 juta ton. “Tidak hanya itu, tetapi penggunaan solar panel dan wind mill juga akan menurunkan biaya,” kata Darmawan.

2. Kerjasama yang dibutuhkan berskala global, namun Indonesia harus yang lebih dahulu take action

Energi Hijau PLN Lewat PLTS Terapung Terbesar di ASEANPLTS Cirata jadi PLTS terbesar di ASEAN (IDN Times/Fauzan, Reynaldy Wiranata, Gilang Pandutanaya)

 “Kita menunjukkan kepada dunia, bahwa dalam memerangi perubahan iklim itu bukan hanya mengambil alih masalahnya, tetapi juga kita harus tunjukan leadership. Bukan hanya di komunitas Asia, tetapi juga di seluruh dunia,” ujar Darmawan.

Krisis iklim global tentu dampak negatifnya akan dirasakan oleh semua titik di belahan dunia. Oleh karena itu, meskipun Darmawan menekankan pentingnya peran Indonesia dalam mengambil alih masalah ini, dia  juga sadar bahwa kekuatan yang harus digunakan bersifat internasional.

PLTS Terapung Cirata bisa dilihat sebagai contoh.  PLTS Terapung ini merupakan bentuk kerjasama internasional antara PLN dengan Masdar, perusahaan energi terbarukan dari Uni Emirat Arab.

3. PLN serius transformasi digital, anak muda berperan penting

Energi Hijau PLN Lewat PLTS Terapung Terbesar di ASEANPLTS Cirata jadi PLTS terbesar di ASEAN (IDN Times/Fauzan, Reynaldy Wiranata, Gilang Pandutanaya)

Menghabiskan waktu hampir sejam keliling Waduk Cirata untuk mengamati PLTS terapung, Darmawan melihat bagaimana pentingnya peran generasi muda dalam perlindungan lingkungan. Bahkan, pegawai PLN sekarang sudah tercatat 65 persen didominasi oleh pegawai milenial.

Darmawan juga menegaskan pentingnya digitalisasi. Baik dalam tenaga pembangkit, ataupun dalam hal manajemen dan pelayanan. “Inovasi dan teknologi itu bergerak lebih cepat daripada yang kita pikirkan, dan kaum yang dapat menguasai inovasi dan teknologi tersebut adalah kaum anak-anak muda, yakni para milenial dan Gen Z,“ kata Darmawan.

Tonton yuk wawancara dengan Darmawan Prasodjo di tautan berikut.

https://www.youtube.com/embed/2fjU6PKEATo

Baca Juga: Jokowi Resmikan PLTS Terapung Cirata, Terbesar di Asia Tenggara

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya