Amazon Cetak 1 Juta Robot, Setara Jumlah dengan Pekerja

Intinya sih...
Amazon meluncurkan DeepFleet, kecerdasan buatan (AI) generatif baru yang memotong waktu perjalanan armada hingga 10 persen.
Rilis Vulcan, robot dua lengan yang mengatur ulang inventaris dan mengambil barang dengan sensor sentuhan.
Amazon bangun gudang generasi baru dengan lebih banyak robot di Shreveport, Louisiana.
Jakarta, IDN Times – Amazon mengumumkan sudah mengirim robot ke-1 juta ke fasilitas pemenuhan di Jepang pada Senin (30/6/2025). Ini jadi pencapaian besar dalam program robotik perusahaan raksasa itu. Sekarang, jumlah robot Amazon hampir setara dengan jumlah pekerja manusia di lebih dari 300 fasilitas mereka di seluruh dunia.
Dilansir dari CNBC Internasional, Wakil Presiden Amazon Robotics, Scott Dresser, bilang pencapaian ini menunjukkan posisi Amazon sebagai produsen dan operator robot mobile terbesar di dunia.
1. Amazon kembangkan AI canggih dan robot humanoid
Amazon juga meluncurkan DeepFleet, kecerdasan buatan (AI) generatif baru yang dibuat lewat Amazon SageMaker. Teknologi ini bisa mengatur pergerakan robot di gudang dan memotong waktu perjalanan armada hingga 10 persen, sehingga pengiriman jadi lebih cepat.
Robot buatan Amazon punya banyak kemampuan, seperti mengangkat beban sampai 1.250 pon atau bergerak sendiri membawa kereta pesanan. Pada Mei lalu, Amazon merilis Vulcan, robot dua lengan yang bisa mengatur ulang inventaris dan mengambil barang memakai kamera serta alat hisap, ditambah sensor sentuhan untuk mengenali barang.
Di lab inovasi mereka, Amazon juga sedang menguji robot humanoid bertenaga AI yang bisa mengikuti perintah suara dan meniru gerakan manusia. Robot ini bisa dipakai untuk pengiriman, tapi memunculkan kekhawatiran soal masa depan pekerjaan manusia.
2. Amazon bangun gudang generasi baru dengan lebih banyak robot
Dilansir dari Tech Crunch, sejak Oktober 2024, Amazon mulai memperkenalkan pusat pemenuhan generasi baru, dimulai dari fasilitas di Shreveport, Louisiana. Gudang ini memakai sepuluh kali lebih banyak robot dibanding gudang biasa, tapi tetap mempekerjakan manusia di peran penting.
Bahkan, jumlah pekerja manusia naik 30 persen untuk area keandalan, pemeliharaan, dan teknik. Fasilitas ini adalah bagian dari upaya Amazon meningkatkan efisiensi sambil tetap melibatkan pekerja manusia dalam proses operasional.
3. Kekhawatiran soal keselamatan dan pekerjaan kian besar
Meningkatnya penggunaan robot memicu kekhawatiran soal keselamatan dan lapangan kerja di Amazon. Survei Pew Research pada Maret lalu menunjukkan pekerja pabrik jadi kelompok paling terancam kehilangan pekerjaan akibat AI.
CEO Amazon, Andy Jassy, mengatakan teknologi AI generatif memang akan mengurangi kebutuhan beberapa posisi. Namun, Amazon tetap membuka perekrutan di bidang robotik dan kecerdasan buatan.
Sementara itu, lebih dari 27 ribu pekerja Amazon sudah terkena pemutusan hubungan kerja PHK selama 2022 dan 2023, dan pemutusan hubungan kerja masih berlangsung. Kini, Amazon mempekerjakan sekitar 1,56 juta orang, dengan rata-rata hanya 670 pekerja per fasilitas, terendah dalam hampir 20 tahun.
Menurut laporan Gizmodo, produktivitas meningkat tajam, dari 175 paket per pekerja pada 2015 menjadi 3.870 paket. Tapi, studi Universitas Illinois Chicago menemukan 41 persen pekerja gudang Amazon mengalami cedera, dan hampir 70 persen pernah mengambil cuti tanpa dibayar untuk pemulihan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Amerika Serikat (OSHA) juga menemukan fasilitas Amazon sering membuat pekerja terpapar kondisi berbahaya.