Darurat! Rusia Naikkan Suku Bunga Acuan Dobel Jadi 20 Persen
Langkah Bank Sentral Rusia ini karena mata uang rubel jeblok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bank sentral Rusia menerapkan langkah darurat dengan menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20 persen dari 9,5 persen pada Senin (28/2/2022). Langkah ini dilakukan seiring nilai mata uang Rusia, rubel, mencapai rekor terendah terhadap dolar, dilaporkan CNBC.
Kondisi ini terjadi usai serangkaian sanksi dan hukuman baru yang dijatuhkan pada Rusia oleh negara-negara Eropa dan AS atas invasi Negara Beruang Merah itu ke Ukraina.
"Kenaikan suku bunga utama akan memastikan kenaikan suku bunga deposito ke tingkat yang diperlukan untuk mengimbangi peningkatan depresiasi dan risiko inflasi. Ini diperlukan untuk mendukung stabilitas keuangan dan harga serta melindungi tabungan warga dari depresiasi," tulis Bank Sentral Rusia, Senin.
Baca Juga: Google Blokir Media Rusia Menghasilkan Uang dari Iklan
Baca Juga: Deretan Sanksi Dunia untuk Rusia akibat Menginvasi Ukraina
1. Pengusaha ekspor diminta menjual mata uang asing mereka ke pasar untuk imbangi nilai rubel
Dalam upaya lain untuk mendukung rubel, Bank Sentral dan Kementerian Keuangan Rusia meminta perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor, untuk menjual 80 persen mata uang asing mereka di pasar.
Bank sentral juga mengatakan akan membebaskan 733 miliar rubel (Rp107,2 triliun) dalam cadangan bank lokal untuk meningkatkan likuiditas. Gubernur Bank Sentral Elvira Nabiullina mengadakan pengarahan pada pukul 13.00 GMT.
"Kondisi eksternal untuk ekonomi Rusia telah berubah secara drastis," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan, dilansir ANTARA, Senin.
Editor’s picks
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina, Ini Kontribusi Mereka terhadap Ekspor Dunia