TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sri Mulyani: Pemulihan yang Tak Merata Ancam Ekonomi Negara Berkembang

Bank Dunia harus koordinasi kebijakan moneter-fiskal global

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. ANTARA/HO-Humas Kemenkeu/Faiz.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani mendorong pemulihan ekonomi yang merata di dunia. Dia menyebut kekuatan kebijakan moneter dan fiskal global yang tidak merata dapat menimbulkan kerentanan keuangan, terutama di negara-negara berkembang.

Hal ini disampaikan Sri Mulyani mewakili negara-negara anggota South East Asia Voting Group (SEAVG) pada pertemuan Komite Pembangunan, Sabtu (16/10/2021). Pertemuan ini dihadiri oleh Presiden Grup Bank Dunia (WBG), Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), dan perwakilan negara-negara anggota Grup Bank Dunia.

Baca Juga: Bank Dunia Minta China Tingkatkan Donasi untuk Negara Miskin

Baca Juga: Awas! Pemulihan Ekonomi Global Masih Dihantui Kenaikan Kasus COVID-19 

1. Bank Dunia didorong membangun koordinasi kebijakan global

Gedung Bank Dunia di Washington DC. (Wikimedia.org/Shiny Things)

Sri Mulyani menyampaikan bahwa percepatan pemulihan ekonomi bergantung kepada beberapa hal, termasuk pada akses dan distribusi vaksin, kapasitas fiskal, dan rantai pasokan global.

"Dalam hal ini, Bank Dunia dapat memimpin dan membangun koordinasi yang lebih kuat dengan lembaga keuangan internasional lain untuk memastikan kerja sama kebijakan global yang terpadu guna mengatasi masalah-masalah global tersebut," kata Sri Mulyani melalui keterangan resmi. 

2. Bank Dunia bisa bantu perkuat kerangka dalam kebijakan negara dalam merespons krisis

Prediksi perekonomian global kuartal kedua / Sumber: Facebook.com / Suahasil Nazara

Dia juga mengatakan negara membutuhkan kebijakan, mekanisme, institusi, dan sumber daya yang lebih kuat untuk meningkatkan ketahanan. Pandemik COVID-19 menunjukkan bahwa investasi dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons krisis begitu penting. Semua negara menghadapi risiko krisis tidak hanya dari pandemi, tapi juga bencana alam dan peristiwa terkait iklim.

"Dalam hal ini, Grup Bank Dunia harus membantu pada bidang-bidang utama, termasuk memperkuat kerangka fiskal dalam menerapkan kebijakan kontra-siklus dengan lebih baik, mendorong perbaikan modal manusia, dan mengembangkan kualitas dan volume infrastruktur," imbuhnya.

Di samping itu, Grup Bank Dunia juga mesti membantu dalam peningkatan akses terhadap energi, pembangunan sistem perlindungan kesehatan dan sosial yang kuat, dan pengembangan infrastruktur digital yang penting untuk memperkuat ketahanan negara.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya